Muhasabah Revolusi Dunia Arab: Revolusi yang Tidak Diinginkan

Mulai hari ini hingga tahun ke depan akan menjadi tahun yang sangat panas dan krusial. Tahun-tahun yang mencekam bagi seluruh tiran yang berkuasa di negeri-negeri kaum muslimin terutama di dunia arab.

Dimulai dari Tunisia, angin revolusi terus menerpa mesir, yordania, yaman dan negeri-negeri yang berpenduduk mayoritas muslim. Revolusi yang berawal dari kekecewaan akan gagalnya penguasa yang beragama demokrasi dalam mengurus Negara dan berbagai macam problematika social yang tak pernah terselesaikan dengan tuntas.

Ini adalah angin segar bagi kaum muslimin yang sudah lelah dengan ribuan slogan tanpa makna, jargon-jargon kosong elite tamak yang berkoalisi dengan ulama jahat dalam menjual harga diri ummat kepada barat kafir. Gerakan Islam pun mendapat ruang bernafas kembali setelah ditindas oleh rezim murtad dengan terbukanya kran-kran mendakwahkan Islam secara kaffah. Hal-hal seperti ini memang patut disyukuri.

Namun ada satu permasalahan klasik dialami oleh umat Islam yang berjuang menjatuhkan tiran di negeri-negerinya. Jatuhnya rezim-rezim tiran dengan pengorbanan mahal yang harus dibayar ummat Islam hanya menaikkan calon tiran yang lain, dari thoghut satu ke thoghut yang lain, dari system kafir ke system yang lebih parah lagi.

Salah satu contoh adalah Indonesia, negeri yang dikuasai oleh satu orang selama 32 tahun di jatuhkan oleh umat Islam, penggantinya tidak memberi solusi yang lebih baik, malah lebih parah dari pendahulunya dalam hal prestasi kebobrokan. Dalam hal korupsi prestasinya sudah meyalip yang 32 tahun berkuasa, bukan prestasi menekan korupsi tapi prestasi dalam menjarah uang rakyat. Memiriskan.

Masih untung bila penguasa pengantinya tidak represif dan menindas umat, yang sering terjadi setelah umat pasang badan untuk sebuah revolusi, setelah naik penganti rezim lama, berganti Islam dijadikan musuh dan ancaman penguasa selanjutnya. Kasus penumpasan PKI dan penggulingan rezim suharto beberapa tahun yang lalu adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga.

Revolusi yang tidak diinginkan

Kita berharap jihad kaum muslimin di dunia arab khususnya di Tunisia dan mesir tidak mengulang kesalahan di masa lalu. Cukup sudah antek-antek zionis-salibis menikmati jerih payah dan pengorbanan putra-putra terbaik umat, karena momen seperti ini sangat jarang terjadi untuk kedua kalinya.

Dan kemenangan dan kekuasaaan dalam mencapainya seperti yang digambarkan oleh salah satu ‘ulama, “sesuatu yang tidak bisa direbut dengan jihad dan senjata maka tiddak mungkin bisa direbut dengan sikap pasrah dan menyerah”.

Untuk pelajaran bagi kaum muslimin yang hendak menegakkan kemuliaan agama ini dengan tauhid dan jihad, ada beberapa pesan dari salah satu ‘ulama yang hari ini mendekam di penjara thoghut inggris, sebagai bahan renungan ketika keadaan seperti di dunia arab menghampiri kaum muslimin.

Walaupun konteks nasehatnya untk yang berjihad, namun penggulingan penguasa musyrik yang membuat hokum tandingan shariah adalah bagian dari jihad, hal ini seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW :

“Berjihadlah terhadap orang-orang musyrik dengan harta, jiwa dan lidah kalian” ( HR. Abu Dawud, Ahmad, An-Nasa’I, Ibnu Majah, Al-Hakim. Shahih ).

Inilah nasihat beliau kepada seluruh akivis yang bergelut di medan yang mungkin sangat sedikit yang mau dan mampu untuk menerjuninya;

  1. Kami tidak menghendaki jihad yang timbul akibat kebosanan, tidak sabar atas kenyataan maka dia mencari kematian untuk beristirahat lari dari kebosanan.
  2. Kami tidak menghendaki jihad karena hawa nafsu sesaat supaya dikatakan si fulan telah berjihad di sini dan disini, namun apabila nafsu itu lenyap, selesailah semua amal jihad itu tak bersisa.
  3. Kami tidak menghendaki jihad karena ketergesa-gesaan, memanen buah sebelum waktunya matang. Barangsiapa tergesa-gesa dalam suatu amalan sebelum waktunya, diharamkan memperolehnya. Perkara jihad sesuatu yang agung tidak ada yang dapat teguh padanya kecuali seseorang yang sabar menanti.
  4. Kami tidak menghendaki jihad karena alasan melarikan diri dari situasi sulit yang sedang dihadadapinya atau lari dari tugas mengemban suatu amanat ummat.
  5. Kami tidak menghendaki jihad yang tidak menimbang maslahat dan mafasid (kerusakan), yang tidak menimbang mana prioritas dan mana yang harus diakhirkan. Tidak peduli pada perkara-perkara syari dan pemikiran matang.
  6. Kami tidak menghendaki jihad yang pasukannya menuju medan perang sebelum melalui batasan minimum i’dad (persiapan), lalu mudahlah dikalahkan oleh musuh.
  7. Kami tidak menghendaki jihad demi kemaslahatan thaghut lalim. Apabila mereka mengijinkan beragkatlah pasukan itu dan jika mereka tak mengijinkan mereka pun mematuhi.
  8. Kami tidak menginginkan jihad yang anggotanya terdiri dari para thaghut dan thaghut, maka berloyalitas pada thaghut dan bermusuhan dengan thaghut.
  9. Kami tidak menghendaki jihad untuk melengserkan kekuasaan thaghut agar digantikan dengan taghut lain, kekufuran dengan kekufuran bentuk lain, sistem negara yang rusak dengan sistem negara yang rusak lain.
  10. Kami tidak menghendaki jihad hanya untuk meraih puncak cita-cita tertinggi mati syahid lalu tidak peduli dengan kelangsungan perjuangan selanjutnya, tidak peduli pada fase-fase pembangunan pondasi dan bangunan Islam serta peraihan tujuan.
  11. Kami tidak menghendaki jihad yang buahnya dipetik oleh thaghut zalim, seakan-akan kita dijadikan tameng dan kematian sedang mereka dengan konspirasi yang mereka susun memetik buahnya. Tujuan serta planing mereka tercapai sedang taktik mujahidin hancur lebur.

Inilah macam-macam jihad yang tidak kami inginkan, tidak kami seru dan tidak pula kami dukung. Semoga dapat kiranya kita mengambil iktibar. ( Syaikh Abu Bashir FA ).

Kita berharap semoga revolusi di dunia arab adalah sebuah revolusi yang akan mengembalikan apa yang telah hilang dari pangkuan kita hampir seratus tahun. Dimana kaum muslimin menjadi gembel dan hidup telantar di puluhan bedeng-bedeng yang bernama Negara sekuler.

Semoga kita semua adalah bagian dari orang-orang yang digambarkan dalam Al-Quran yang mulia :

Diantara orang-orang mukmin itu ada laki-laki perwira yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah janjinya.” ( Al- Ahzab : 23 ).

Wallahu A’lam !

profile penulis:

Hanif Abdullah; aktivitas sekarang adalah penggiat disebuah komunitas yang menyerukan penegakkan syariat islam secara kaffah yaitu Sharia4indonesia Community. Tentang aktivitas itu bisa diliat di http://sharia4indonesia.com