Kontes Daging Segar !

dagingFilosofi ‘Daging Segar’

Jika beberapa waktu lalu ramai isu impor daging, maka sepertinya isu tersebut dapat menjadi pengantar yang tepat. Disamping itu, didukung hasil penelaahan dari Kamus Gizi tentang definisi pangan segar, nampaknya dapat menjadi rangkaian yang serasi. Dalam Kamus Gizi (2009), pangan segar didefinisikan sebagai pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan. Atau jika ditambah dengan definisi pangan siap saji (Kamus Gizi 2009), yaitu makanan dan/atau minuman yang sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan di tempat usaha atau di luar tempat usaha atas dasar pesanan. Dengan demikian, definisi pangan segar menjadi lebih lengkap.

Oleh karenanya, di sini dapat dimengerti bahwa target lanjut dari perjalanan bahan pangan segar tentunya adalah menuju bahan pangan siap saji. Artinya, bahan pangan tersebut siap dikonsumsi. Konsumsinya pun sesuai dengan pesanan pelanggan. Jika demikian adanya, lantas bagaimana kaitannya dengan kontes Miss World 2013 yang baru saja usai?

 

Sekilas Miss World 2013

Ya, kompetisi ratu sejagat Miss World yang dihelat di Bali akhirnya rampung, dengan mendaulat Megan Lynne Young, Miss Filipina, sebagai Miss World 2013. Selama masa karantina di Bali, pihak penyelenggara Miss World 2013 yakni Miss World Indonesia Organization kerap kali menuai kontroversi berupa protes keras, termasuk yang berujung pada peralihan lokasi malam puncak penjurian. Rencana awalnya, acara akan berlangsung di Sentul, Jawa Barat, tetapi akhirnya diputuskan agar seluruh kegiatan Miss World dipusatkan di Pulau Dewata. Meskipun mengalami perubahan, ajang Miss World 2013 tak terpuruk (female.kompas.com, 29/09/2013).

Megan yang sebelumnya menjadi jawara di kategori Top Model berhasil menjadi urutan pertama saat pemilihan Top 20, kemudian peringkat pertama Top 10 dan disurutkan menjadi 6 peserta terakhir. “Terima kasih semuanya. Saya berjanji akan menjadi Miss World terbaik yang pernah ada,” ungkapnya dengan haru saat duduk di singgasana sebagai Miss World 2013. Pemenang kedua dan ketiga jatuh kepada Miss France dan Miss Ghana (tabloidbintang.com, 28/09/2013).

Diliputi rasa haru dan bahagia, Megan mengucapkan terima kasih sambil terisak atas dukungan yang diberikan kepadanya. Sebelumnya, pada tahap penjurian Megan berjanji akan membantu banyak orang di dunia. Ia ingin mendorong setiap orang belajar memahami satu sama lain. Mengenakan gaun berwarna merah muda, Megan memberikan lambaian kemenangan kepada seluruh penonton dan pendukungnya yang telah jauh-jauh datang dari kampung halamannya (female.kompas.com, 28/09/2013). Kemenangan Megan sebenarnya tidak terlalu mengagetkan karena dalam beberapa challenge event, si pemilik tinggi badan 170 cm ini berhasil menjadi finalis, seperti pada sesi Sarong Beach Fashion, sesi Multimedia, dan menjadi juara pertama pada sesi Top Model (sosok.kompasiana.com, 28/09/2013).

Namun yang tak kalah spektakuler dengan kemenangan Megan, setelah menuntaskan malam Grand Final di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Nusa Dua, Sabtu (28/9/2013), para petinggi dari organisasi Miss World terus menyanjung bahwa Indonesia merupakan host terbaik dari seluruh perhelatan Miss World sudah digelar selama 63 tahun belakangan. “Saya sangat puas dengan acara Miss World di Bali. Pihak penyelenggara sangat kooperatif, semua orang selalu ramah, kerja sama yang menyenangkan. Selama 63 tahun menyelenggarakan Miss World, Indonesia adalah host terbaik dibandingkan negara lain,’’ tandas Julia Morley, Chairman Miss World Organization kepada Raffi Ahmad sebelum mengikuti coronation dinner, seperti yang ditayangkan oleh RCTI, waktu setempat (female.kompas.com, 29/09/2013).

 

Kontes ‘Body’, Dusta Slogan 3B

Tak pelak, kontroversi latar belakang Megan turut mewarnai kemenangannya. Sebelum terpilih menjadi Miss Filipina, Megan Young sudah terjun ke dunia entertain. Bahkan, perempuan seksi ini pernah berpose topless untuk majalah pria dewasa Rogue edisi Maret 2012 (tabloidbintang.com, 28/09/2013). Meski demikian, kontroversi atas foto-foto “syur” Megan tidak menghentikan langkahnya untuk meraih anugerah sebagai Miss World 2013, menggantikan Miss World 2012, Yu Wenxia, asal China (sosok.kompasiana.com, 28/09/2013).

Masyarakat pun angkat bicara. Di Kompasiana, ramai bicara tentang kontroversi foto seronok Megan, yang tentunya menjadi sebuah cacat atas kesuksesan pergelaran Miss World 2013. Cacat, karena ternyata, pemenang Miss World 2013 ini tidak dapat menjaga harkat dan martabat diri dalam perjalanan karirnya. Memang, meski 130 kontestan Miss World 2013 mengganti pakaian bikini dengan sarong Bali dalam sesi Beach Fashion, dan mengenakan gaun fantastik karya desainer-desainer kondang Indonesia dalam berlenggak-lenggok di atas catwalk. Namun tak ayal, tata krama kesopanan ini sedikit “terkoyak” dengan temuan foto-foto “panas” Megan di dunia maya. Meski memiliki jiwa sosial tinggi dan empati kemanusiaan yang sudah dibuktikannya, kemenangan Megan Young ternoda dengan beredarnya foto-foto “panas” dirinya yang saat ini pasti sudah beredar ke seluruh dunia. Sepatutnya kemenangan Megan “dikaji ulang” atau bahkan kalau perlu dibatalkan (sosok.kompasiana.com, 28/09/2013).

Apakah kemenangan Megan, lengkap dengan kontroversinya ini menandaskan bahwa kontes Miss World tetap pada jargonnya semula yang tak bisa lepas dari urusan mencari penampilan fisik yang seksi? Kalau pun di Indonesia, ajang ini bisa terselenggara tanpa ada huru-hara soal ketidak-pantasan berpakaian, bisa jadi hal ini dikarenakan sudah tercapai kesepakatan antara panitia penyelenggara dengan pihak Miss World Organization yang dipimpin Chairman Julia Morley (sosok.kompasiana.com, 28/09/2013).

Apa boleh buat, kontes Miss World nampaknya memang tidak memberi ruang apresiasi pada masalah moral kepribadian para kontestannya. Ironisnya lagi, juri-juri asal Indonesia pun seolah tak berdaya, dan seakan tak memiliki kemampuan untuk menyuarakan perihal kontroversi Megan Young ini. Padahal, seharusnya juri-juri asal Indonesia berkomitmen, menegakkan prinsip-prinsip ketat dalam penjurian, termasuk menelaah temuan negatif terkait foto-foto “syur” tersebut (sosok.kompasiana.com, 28/09/2013).

Dengan demikian, pada faktanya, Miss World ini sudah seperti skandal yang sudah jelas kekeliruannya sejak awal. Dan tentu saja, memang menguatkan karakter asli Miss World dengan cikal-bakalnya sebagai kontes bikini di Inggris tahun 1952, yang memamerkan kemolekan tubuh perempuan.

Terlepas dari segala uraian di atas, Miss World 2013 telah membuktikan karakter aslinya. Alasan panitia yang berani menjamin ketiadaan kontes bikini sebagai puncak pamer aurat, ternyata tak sepenuhnya dapat dipercaya. Kontes bikini memang tak ada, tapi pamer aurat tetap ada. Masyarakat Indonesia yang mayoritas kaum muslimin ini jelas kecewa dan sangat terluka.

Konsep 3B yang senantiasa didengungkan dan diagungkan dalam kontes ini jelas merupakan konsep dusta untuk membungkus Miss World dan semacamnya agar diterima masyarakat. Kita tentu bertanya-tanya, dalam kontes yang hanya dilakukan beberapa hari, bagaimanakah menilai kecerdasan, kecantikan, dan kepribadian? Yang dinilai hanyalah satu konsep saja, yakni kecantikan. Maka, mendukung ajang ini sama saja dengan melanggengkan penjualan tubuh perempuan. Jika untuk menjadi pintar seorang perempuan harus menjadi cantik dulu, maka betapa sulitnya menjalani kehidupan ini. Apalagi tidak setiap perempuan bisa ikut kontes Miss World. Maka tak diragukan lagi, penyelenggaraan Miss World jelas-jelas mengukuhkan otentisitas kontes ‘body’ belaka.

Payahnya, selain tahun 2013 ini, Indonesia dikabarkan akan dipercaya kembali menjadi tuan rumah Miss World berikutnya di tahun 2015 (http://www.citizenjurnalism.com/hot-topics/2013-indonesia-menjadi-tuan-rumah-miss-world/). Wow, bukankah ini lipstick pembohong publik? Pasalnya, pasca-Miss World 2013, Indonesia harus bersiap dengan babak baru liberalisasi tatanan kehidupan masyarakatnya yang mayoritas kaum muslimin.

 

Miss World 2013, Betul-betul Kontes ‘Daging Segar’

Topless-nya Megan bukan foto pribadi. Melainkan foto untuk dikonsumsi khalayak untuk menikmati keindahan fisiknya. Sementara itu, statusnya sebagai pemenang Miss World jelas akan meneguhkannya sebagai idola baru dunia. Bayangkan saat tayangan Miss World disaksikan oleh masyarakat dunia, minimal dari 140 negara pemegang hak siarnya. Belum lagi jika ada yang menyiarkan ulang. Bukankah ini penyebaran kemaksiatan yang efektif dan efisien?

Jadi, memang tepat ‘kan jika Miss World hanya makin mengokohkan profil diri pemenangnya tahun ini seperti ‘daging segar’ yang ‘siap santap’ dan ‘siap saji’? Sungguh, tak ada bandingan yang lebih tepat selain yang demikian. Toh setelah kontes ini, dijamin para pengusaha dunia fashion, kosmetik, media massa hingga production house sudah antre untuk mengontrak para kontestan, khususnya pemenangnya, sebagai bintang promosi berbagai produk mereka.

Firman Allah Swt: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (TQS Al-A’raaf [07]: 179).

Maka, jika dalam konteks bahan pangan, bahan pangan segar adalah bahan pangan terbaik, namun tidak demikian halnya dengan ‘daging segar’ ala manusia. Karena justru ‘daging segar’ manusia ini menjadikannya lebih sesat daripada binatang ternak. Na’udzubillaahi min dzaalik.

Harus disadari, perempuan para peserta Miss World termasuk para perempuan yang menjadikan ide-ide kapitalistik sebagai pijakan. Mereka ‘dengan sadar’ berkontribusi mengajak kaum perempuan selainnya untuk terkooptasi pada ide-ide tersebut. Ironisnya, alih-alih mampu mengangkat nasib perempuan yang diklaim pintar, posisi mereka dalam sistem demokrasi-liberalistik-kapitalistik justru menjadi racun yang kian mengukuhkan kegagalan menyelesaikan persoalan-persoalan perempuan. Sebaliknya, ide-ide kapitalistik-sekular akan makin sukses menjerumuskan perempuan ke dalam jurang kejahiliahan dan kegelapan. Kegelapan ini tidak akan pernah beranjak dari umat secara keseluruhan selama umat Islam mencampakkan aturan-aturan Allah Swt dan Rasul-Nya.

Akhirnya, kehidupan kapitalistik pun merancukan pemikiran perempuan, bahwa untuk mendapatkan hak-haknya, perempuan harus cantik, pintar dan banyak uang. Peran sejati perempuan dikaburkan, disesatkan, dikacaukan bahkan dilenyapkan. Perempuan tak lagi menjadi istri mulia, ibu tangguh, perempuan pejuang. Kehidupan perempuan kembali menjadi hina karena sistem yang digunakan bukan sistem Islam, yang punya cara pandang berbeda 180 derajat dengan cara pandang Islam terhadap perempuan. Kapitalisme akan selalu menjadikan perempuan menjadi barang dagangan, alat promosi berbagai produk untuk menarik pembeli. Harus diakui, Miss World adalah salah satu alat promosi itu. Oleh karenanya, sayang sekali, padahal perempuan terpelajar seharusnya bisa berkiprah dan berkontribusi dalam kemashlahatan umat.

 

Khatimah

Sungguh memang tiada sikap lain untuk Miss World selain menolaknya. Tapi, bagaimana setelah Miss World berlangsung? Firman Allah Swt berikut ini hendaknya menjadi pegangan: “…Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu” (TQS Al-Hujuraat [49]: 13).

Peran kaum perempuan untuk kemashlahatan umat nyatanya hanya bisa dengan kebangkitan pemikiran, bukan dengan kontes Miss World. Karena, bangkitnya manusia sejatinya tergantung dari pemikirannya tentang hidup, alam semesta dan manusia itu sendiri, serta hubungan ketiganya dengan sesuatu yang ada sebelum alam kehidupan dan sesudah kehidupan dunia.

Sebab, pemikiranlah yang membentuk dan memperkuat persepsi (mafahim) terhadap segala sesuatu. Namun, persepsi ini tidak akan mengantarkan kepada kebangkitan yang benar, kecuali jika sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan memberikan ketenangan hati. Maka tidak bisa tidak, persepsi itu hanyalah yang berlandaskan Islam, yang menjelaskan bahwa di balik alam semesta, manusia dan kehidupan, terdapat Allah Swt. Oleh karena itu, dalam perbuatan seorang hamba harus ada keyakinan akan hubungannya dengan Allah Swt secara mutlak sebagai bentuk ketaqwaannya.

Kegemilangan peradaban Islam telah bermula sejak zaman Nabi Muhammad saw dan para shahabatnya. Yaitu dalam peradaban yang menyatukan iman, ilmu, amal dan jihad. Inilah yang disebut oleh para ulama, “Orang Barat bisa maju karena meninggalkan agamanya, sedangkan kaum Muslimin hanya akan maju jika ia mendalami agamanya.” Oleh karena itu, sangat disayangkan jika para perempuan Muslimah yang berkiprah untuk kehidupan, tidak menjadikan penerapan syariah Islam dalam Khilafah sebagai wujud taqwa menuju jalan dan target perubahan. Mereka hanya akan merasa lelah dan sia-sia, karena perubahan hakiki tidak akan pernah terwujud dalam pijakan selain Islam. Wallaahu a’lam bish showab []

Nindira Aryudhani, S.Pi, M.Si