Sekilas tentang Dosa Sharon : Dick Cheney dan Ariel Sharon, Dalang Pembunuhan di Libanon

Wartawan investigasi terkenal Wayne Madsen mengungkap keterlibatan mantan Wakil Presiden AS, Dick Cheney dalam kasus pembunuhan tokoh-tokoh politik di Libanon, diantaranya pembunuhan mantan menteri dan mantan kepala angkatan bersenjata Libanon Eli Hobeika tahun 2002 dan mantan Perdana Menteri Libanon Rafik Hariri tahun 2005.

Dalam sebuah acara di stasiun televisi Russia Today, Madsen mengatakan bahwa Cheney memiliki tim pembunuh di CIA yang dikendalikannya dari Gedung Putih dan Cheney-lah yang memerintahkan tim pembunuhnya untuk “menghabisi” kedua tokoh penting di Libanon itu. Cheney berkolaborasi dengan mantan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon dalam melakukan operasi pembunuhan tersebut.

“Saya mendapatkan informasi itu dari sumber-sumber di CIA sejak lima tahun yang lalu. Antara tahun 2004-2005, saya membuat laporan bahwa unit khusus di CIA yang punya hubungan dengan Gedung Putih, bertanggung jawab atas pembunuhan Elie Hobeika dan Rafik Hariri. Dan operasi pembunuhan itu dilakukan berkordinasi dengan unit serupa yang melakukan operasinya dari kantor Ariel Sharon di Yerusalem,” papar Madsen.

Hobeika adalah tokoh Kristen Libanon yang pada tahun 2002 memberikan kesaksian di pengadilan internasional The Hague atas keterlibatan Sharon dalam peristiwa pembantaian warga Palestina di kamp pengungsian Sabra dan Shatila di Beirut, yang terjadi tahun 1982. Tapi pada tahun itu pula, Hobeika tewas akibat pembunuhan.

Sementara kasus pembunuhan Rafik Hariri memicu ketegangan antara Libanon dan Suriah. Libanon menuding Suriah dibalik pembunuhan Hariri. Madsen mengatakan, tujuan Cheney dan Sharon membunuh Hariri memang menimbulkan ketidakstabilan politik dan keamanan di Libanon dan Suriah, mewujudkan ambisi AS membangun pangkalan militernya di Libanon Utara.

Dalam acara tv Rusia itu, Madsen menyatakan yakin Cheney dan Sharon adalah dalang pembunuhan para pejabat Libanon setelah mendengar pemaparan wartawan investigasi AS, Seymour Hersh. Dalam sebuah acara di Minnesota bulan Maret kemarin, Hersh mengungkap adanya unit rahasia di Komando Delta Force yang dikenal dengan unit “sayap pembunuh” tokoh-tokoh penting. Selain unit rahasia itu, terdapat pula unit Frogmen yang tugasnya melakukan pembunuhan di berbagai belahan dunia tanpa sepengetahuan Menteri Pertahan maupun Pentagon. Unit pembunuh itu hanya menerima perintah dari Cheney.

“Unit-unit khusus itu melakukan operasi-operasi rahasia secara independen. Mereka tidak memberikan laporan pada siapapun dan hanya memberikan laporan langsung ke kantor Cheney,” kata Hersh ketika itu.

Madsen menambahkan,”Dari apa yang diungkapkan Hersh, jelas Dick Cheney berada di puncak paling atas struktur unit tersebut.”

Dalam artikel yang ditulisnya tahun 2005 lalu, Madsen menyebut adanya “sumber-sumber” kunci di badan intelejen AS yang membenarkan bahwa pembunuhan terhadap para tokoh penting di berbagai negara, seperti Hariri dan Hobeika di Libanon, adalah atas otorisasi dari dua tokoh kunci di Gedung Putih, yaitu Deputi Kepala Staff, Karl Rove dan Deputi Penasehat lembaga Keamanan Nasional AS, Elliot Abrams. Abrams menjadi penghubung utama antara Gedung Putih dan kantor Sharon di Israel dalam operasi-operasi rahasia itu.

Apa yang diungkapkan oleh Madsen, seharusnya menjadi bahan pertimbangan bagi kasus pembunuhan Hariri yang sudah sampai ke PBB, untuk menyelidiki para pejabat AS yang terlibat dalam pembunuhan tokoh-tokoh dunia. (lredAlManar)