Siapa Boko Haram?

Nigeria seperti tak pernah sepi dari konflik antara golongan Islam dan Kristen. Negeri dengan jumlah penduduk 150 juta ini, terbelah menjadi dua golongan, yaitu Islam dan Kristen. Penganut Islam mencapai jumlah 60 persen dari jumlah penduduk, sedangkan Kristen 30 persen, sisanya penganut animisme. Tapi, golongan Kristen menguasai pemerintah, militer, dan sejumlah pusat-pusat strategis lainnya. Karena, golongan Kristen yang mendiami wilayah selatan Nigeria ini, memiliki pendidikan lebih baik, sejak zamannya penjajah Inggris.

Konflik kali ini benar-benar tragis, hanya bermodalkan tuduhan kelompok Boko Haram itu, militer dengan menggunakan kekuatannya menghancurkan kelompok Boko Haram, yang sudah diberi cap sebagai ‘Taliban’ Nigeria. Masjid yang digunakan kelompok Boko Haram, ikut dihancurkan militer. Tokohnya yang tertangkap Muhamad Yusuf, dibunuh dikantor polisi. Padahal, sejatinya kelompok Boko Haram ini, hanya ingin menegakkan syariah Islam.

Akibat konflik ini mengakibatkan meregangnya 700 nyawa. Tidak sedikit. Sebagian mereka ada yang meninggalkan ditahanan polisi. Kelompok Boko Haram yang puritan ini, bermaksud mendorong pemerintah di Abuja, agar menerima syariah Islam. Tapi, ada yang menuduh, bahwa kelompok Boko Haram ini, mau menjatuhkan pemerintah Abuja yang sekuler dan berorientasi kepada Barat.

Boko Haram lahir dan terbentuk delapan tahun lalu. Mereka sekumpulan anak-anak muda di Nigeria yang sangat puritan dan mentaati Islam. Dan, mereka semua ingin menegakkan Islam dengan sebenar-benarnya. Merka ingin menjalankan ajaran al-Qur’an seutuhnya. Mereka adalah anak-anak muda yang sangat idealis, dan mereka adalah aktivis muslim. Sebagian besar mereka adalah dari kalangan menengah keatas, yang memiliki pendidikan yang baik. Dan, mereka dengan bekal keyakinan terhadap Islam yang mereka pahami itu, berusaha dengan sungguh-sungguh menjalankan ajaran Islam ditengah-tengah masyarakat yang sangat sekuler dan sangat pro-Barat.

Kelompok pemuda yang puritan dan sangat mencintai Islam itu, sangat anti terhadap Barat dan kebudayaan serta agama Kristen. Kelompok Boko Haram ini, sebuah kelompok yang mengorientasikan diri mereka untuk selalu mempelajari Islam, dan fokus mempelajari al-Qur’an. Selama bertahun-tahun tidak pernah membuat keributan dan huru-hara yang menimbulkan konflik. Mereka hanya mempelajari agama Islam, dan al-Qur’an. Hal ini seperti dituturkan oleh Abdulmu’min Sa’ad, seorang ilmuwan muslim dan professor sosiologi dari Universitas Maiduguri. “Tetapi, gagasan mereka seperti asing, dan terasa tidak toleran”, ucap Saat. Inilah yang kemudian menyebabkan konflik dengan fihak aparat di Nigeria.

Karena, sering konflik dengan aparat keamanan Nigeria, yang mayoritas dikuasai kelompok Kristen, maka konlfik itu pun semakin mendapatkan momentumnya. Pernah konflik antara kelompok Boko Haram dengan aparat militer di tahun 2004, dan fihak militer mengklaim memenangkan pertarungan melawan Boko Haram. Tapi, lima tahun berikutnya kelompok Boko Haram, berhasil melakukan konsolidasi dan berkembang dengan cepat dan menjadi sebuah kekuatan yang besar.

Puncaknya, konflik yang terjadi beberapa waktu yang lalu, di ibukota Maiduguri,yang merupakan kota timur laut negara bagian Borno, kelompok yang disebut ‘militan’ berhasil memporak-porandakan kantor polisi dan membakarnya. Kemudian, pemerintah pusat di Abuja mengerahkan pasukan cadangan dan menghancurkan kelompok Boko Haram, termasuk masjid yang menjadi pusat gerakan mereka.
Namun, yang belakangan menjadi kekawatiran, pemerintah pusat, gerakan ini Boko Haram, juga dituduh terlibat dalam melakukan penyerangan tempat-tempat pusat pengilangan minyak. Seperti diketahui, Nigeria merupakan negara penghasil minyak terbesar, dan rakyat negeri ini, 70 persen hidup mereka bergantung kepada hasil minyak.

Maka, jika eksport minyak terganggu karena konflik, dapat dipastikan akan mempengaruhi penerimaan negara. Konflik ini juga merembet ke Delta Niger, di wilayah Selatan, yang merupakan pusat produksi minyak. Tak pelak, situasi di Nigeria menjadi perhatian khusus Washington, di mana lebih dari 75 juta penduduk di utara adalah Muslim.

Sementara itu, menurut Bashir Muhammad (26), penduduk yang tinggal di wilayah yang mayoritas muslim, melihat kekerasan itu menuturkan, “Kami melihat seperti di neraka”, ucapnya. “Polisi menembak dua teman kami, dan seorang tewas seketika, sedangkan lainnya dibawah ke rumah sakit”, tambah Bashir. Menurut Alhaji Muhammed, salah seorang pemimpin partai mengatakan, “Kerja polisi sangatlah buruk, mereka menembaki siapa saja, tanpa pilih”, ujarnya. Inilah yang menyebabkan terjadinya konflik.

Sebuah etalase politik di Nigeria di mana sebuah negara yang terbelah, dan penuh dengan paradok, komunitas muslim ingin menegakkan nilai-nilai Islam, sedangkan golongan Kristen yang sudah secara budaya adalah budaya materialisme dan sekulerisme, akhirnya bertabrakan dan menimbulkan korban yang banyak. (m/tm)