Wakil PM Israel: Korupsi Akan Hancurkan Rezim Zionis Israel

Moshe Yaalon, Wakil PM IsraelKorupsi yang marak di kalangan petinggi rezim Zionis Israel akan sangat mengancam keberadaan rezim ini, menurut laporan mingguan surat kabar Jerman "Spiegel".

Spiegel dalam sebuah laporan terakhirnya memaparkan sebuah laporan terkait skandal keuangan yang baru-baru ini terjadi di Israel dan menyatakan bahwa korupsi yang tersebar luas di pemerintahan rezim Zionis tersebut merupakan ancaman sejati bagi eksistensi negara Zionis Israel.

Laporan mingguan Spiegel ini dimulai dengan menyebutkan bahwa setiap warga Israel yang membaca surat kabar pasti mengetahui bahwa Israel memiliki struktur pemerintahan yang rusak dan korup. Dan hal ini juga diketahui dengan baik oleh Jerman.

Spiegel, mengacu pada skandal keuangan yang melibatkan Ehud Olmert, mantan Perdana Menteri Israel. Spiegel menambahkan bahwa Olmert sepertinya dalam beberapa hari mendatang akan dipenjara akibat kasus tersebut.

Namun, laporan mingguan Spiegel ini tidak hanya menyinggung nama Olmert. Masih terdapat nama-nama petinggi rezim ini lainnya seperti Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman dan Mantan perdana menteri Israel, Ariel Sharon.

Mingguan ini juga menampilkan poster besar Olmert dan Menteri Peperangan, Ehud Barak yang terpampang di pinggir jalan Tel Aviv dan bertuliskan "Buronan". Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Israel menempati posisi 32 dalam daftar "transparansi korupsi internasional" dan dalam hal ini menunjukkan Israel ketinggalan jauh di bandingkan dengan negara Barat.

Spiegel melanjutan laporannya dengan menyatakan bahwa sistem pemilu di Israel hingga saat ini masih dipengaruhi oleh pertikaian Israel dengan dunia Arab, namun bisa jadi hal ini akan berubah. Mayoritas warga Israel menilai bahwa eksistensi negara Israel tidak terancam dari luar Israel melainkan dari dalam negeri mereka sendiri.

Mingguan ini mengutip pernyataan Deputi perdana menteri Israel, Moshe Ya’alon yang mengatakan,"Saya lebih perihatin atas maraknya korupsi di dalam negeri Israel daripada ancaman yang datangnya dari negara Iran." (fq/irib)