Badai Konflik Menghantam Muslim Asia Tengah

Badai konflik berbasik etnik menghantam Kyrgiztan dan Uzbekistan, dua negara bertetangga dan berpenduduk mayoritas Muslim di wilayah Asia Tengah (Transoxiana). Sejak Selasa (15/6), Uzbekistan memutuskan untuk menutup wilayah perbatasannya dengan Kyrgiztan di tengah arus ratusan ribu pengungsi etnis Uzbek dari Kyrgiztan ke Uzbekistan.

Kerusuhan etnik tersebut mulai mencuat di wilayah Osh, Kyrgiztan, yang melibatkan warga etnis Kyrgiz dan Uzbek sejak malam Jum’at (10/6) lalu. Kerusuhan terus merambat dan membesar hingga ke kota-kota lainnya, hingga menewaskan lebih dari 120 orang, melukai lebih 1.600 warga, dan mengungsikan puluhan ribu warga, utamanya dari etnik Uzbek.

Keributan berawal dari perkelahian di kasino di kota Osh dan membesar menjadi bentrokan di jalanan. Ribuan orang membawa senapan, tongkat, dan bom molotov. Mobil-mobil dirusak dan dibakar, bangunan-bangunan dijarah. Suara tembakan terdengar di berbagai penjuru kota.

Di Desa Bazar-Kurgan, Jalalabad, massa etnis Uzbek menggulingkan mobil dan menewaskan seorang kapten polisi. Warga Kyrgiz dari wilayah lain kemudian berdatangan membawa tongkat, pemukul besi, dan garpu rumput untuk membalas.

Massa etnis Kyrgiz menewaskan 30 orang Uzbek di Desa Suzak di Jalalabad. Komandan militer setempat, Talaaibek Myrzabayev, mengatakan, desa Uzbek lainnya, Dostuk, dibakar etnis Kyrgiz.

Pemerintahan Kyrgiztan, yang baru merebut kekuasan pasca kudeta April silam, tidak bisa banyak berbuat banyak di hadapan kerusuhan ini. Pemerintahan bahkan menuding otoritas yang dikudeta sebagai penyebab dibalik meledaknya kerusuhan etnik itu.

Seorang pejabat pemerintahan Uzbekistan menyebutkan, jumlah pengungsi tersebut bisa mencapai ratusan ribu jiwa. Sejak konflik itu meledak, puluhah ribu pengungsi etnis Uzbek telah melarikan diri melintasi perbatasan dari Kyrgiztan ke Uzbekistan untuk menyelamatkan diri.

Puluhan ribu pengungsi pun banyak mendirikan tenda-tenda ala kadarnya di sepanjang wilayah perbatasan.

Wakil Presiden Pemerintahan Sementara Kyrgiztan Azim Bek Beknazarov sendiri mengatakan pada Selasa (15/6), suasana ketegangan di bebepa titik konflik sudah mulai mereda. Kota Jalalabad pun sudah dikatakan mendekati kembali normal. Namun, keadaan belum beranjak normal di kota Osh. Suasana tegang masih menyelimuti kota tersebut.

Di sisi yang lain, pemerintahan Uzbekistan pada Selasa (15/6), memutuskan untuk menutup wilayah perbatasan bagi para pengungsi, karena sudah tidak adanya lagi tempat bagi mereka.

"Uzbekistan mendesak dunia internasional untuk ikut andil menyelesaikan konflik ini," kata seorang pejabat Uzbekistan.

Sementara itu, PBB baru mengeluarkan kecamannya pada Senin (14/6) kemarin terkait kerusuhan besar ini. PBB menyerukan agar semua pihak yang terkait kerusuhan untuk bisa menahan diri dan mengakhiri kerusuhan secepatnya, juga menyerukan masyarakat internasional untuk mengulurkan bantuan ke wilayah pengungsian.

Kyrgiz dan Uzbek merupakan dua etnik serumpun yang sama-sama berasal dari ras Turkik. Mayoritas kedua etnik tersebut juga beragama Islam. Kedekatan kedua etnik tersebut serupa dengan kedekatan etnik Jawa dan Sunda. (ags/berbagaisumber)