Imam Masjid Al-Azhar: Para Turis Wanita Wajib Kenakan Isdal

Dalam rangka menjaga kesucian tempat ibadah dan bersejarah di negeri Mesir, Imam Masjid Al Azhar, Syeikh Shalahuddin Nashar bersama dengan Direktur Arkeolog di komplek Masjid Al Azhar sepakat untuk melarang turis wanita memasuki komplek sebelum mengenakan isdal yang disediakan penjaga di gerbang pintu masjid.

Hal tersebut disampaikan Syeikh Sholahuddin Nashar di tengah kunjungan beliau ke kota Tarblus, Libia. Syeikh Nashar mengatakan, sejak dirinya diangkat menjadi imam di Masjid Al Azhar pada tahun 2006 lalu, ia merasa kecewa kepada para turis asing yang memasuki komplek masjid layaknya mereka yang telanjang, dengan tidak menghormati sama sekali kemulian rumah Allah.

Syeikh Nashar yang juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Imam di Kementerian Wakaf Mesir ini menambahkan, "Saya telah sampaikan keluhan ini kepada Direktur Pemeliharaan situs bersejarah di komplek Al Azhar, kami berdiskusi tentang bagaimana menjaga kesakralan masjid dengan tidak menampakan pemandangan tak layak di komplek masjid, sebagaimana banyak dilakukan oleh para turis dengan pakaiannya yang dinilai buruk dalam pandangan Islam".

Hal tesebut mendapatkan tanggapan serius, sehingga pihak pemelihara situs bersejarah di komplek Al Azhar sepakat untuk membeli 100 buah Isdal, yaitu sejenis mantel yang menutupi tubuh wanita dari kepala hingga ujung kaki dan hanya menampakan wajah dan kedua telapak tangan saja. Isdal ini dipersiapkan untuk para turis wanita sebelum mereka masuk ke komplek masjid.

Syeikh Nashar kemudian menambahkan, apabila para turis wanita itu menolak menggunakan isdal maka mereka dilarang keras untuk masuk ke dalam masjid, “Ketegasan itu sebagai upaya menjaga kemulian rumah Allah" jelasnya.

Adapun di hari-hari sebelumnya, para turis wanita masuk dengan pakaian seadanya dan hanya diminta menggunakan kerudung yang disediakan oleh pihak masjid. Sedangkan turis laki-laki bebas masuk mengenakan celana pendek. Pemandangan seperti ini dalam bulan-bulan kedepan bila tak cepat disikapi akan terlihat lebih mencolok, karena Mesir kini tengah memasuki awal musim panas. Padahal Masjid Al Azhar disamping digunakan untuk pelaksanaan sholat berjamaah juga digunakan untuk talaqi dan belajar oleh para mahasiswa Al Azhar yang tengah menghadapi ujian. Tentu akan terlihat pemandangan kontras antara mahasiswa yang sedang belajar dan menghafal Al Quran dan di depan mereka turis asing berjalan dengan penampilan yang kurang baik.

Saat ini pihak Al Azhar disamping mewajibkan penggunaan isdal dan juga memberikan informasi kepada para turis tentang sejarah masjid Al Azhar, juga telah menyiapkan para da’i tamatan fakultas Bahasa dan Terjemah Univ. Al Azhar yang akan mendakwahi para turis itu kepada Islam, serta meluruskan pemahaman mereka yang salah terhadap Islam sekaligus memberikan informasi tentang peran Al Azhar sebagai pusat keislaman dengan dakwahnya ke penjuru dunia. (iol/sn)