Iran Gantung Pimpinan Kelompok Jundullah

Abdul Malik RijiIran mengatakan mereka telah mengeksekusi mari pemimpin kelompok yang di cap teroris oleh Iran Jundallah yang berbasis di Pakistan, Abdul Malik Riji yang beberapa waktu lalu telah ditangkap dan Iran saat ini ia dan kelompoknya tengan mempersiapkan diri untuk memulai babak baru serangan terhadap negara Iran.

Riji digantung pada hari Ahad pagi kemarin (20/6) di penjara Evin Teheran atas keputusan yang dikeluarkan oleh pengadilan negara Revolusi Syi’ah Iran, seperti dilaporkan kantor berita Fars.

Pemimpin kelompok Jundallah yang konon aksi-aksinya didukung oleh AS didakwa dengan 79 tuduhan kejahatan termasuk perampokan bersenjata, operasi pengeboman di tempat umum, serangan bersenjata pada tentara, personel polisi, dan warga sipil biasa, upaya pembunuhan, mengganggu stabilitas regional, penculikan dan pembunuhan.

Eksekusi Riji datang setelah pasukan keamanan Iran menangkap dia pada tanggal 23 Februari di Iran timur ketika ia dalam penerbangan dari Dubai menuju ke Kyrgyzstan.

Setelah penangkapannya, Menteri Intelijen Iran Heidar Moslehi mengatakan Riji berada di sebuah pangkalan militer Amerika 24 jam sebelum dirinya ditangkap, dan Amerika Serikat telah telah membuat sebuah paspor Afghanistan untuknya.

Riji, didampingi pengacaranya, muncul di pengadilan untuk pertama kalinya pada 27 Mei lalu di hadapan keluarga korban yang dibunuh oleh kelompoknya.

Dalam sidang, jaksa Iran menuntut hukuman mati baginya.

Setelah mengajukan permintaan, Riji mengaku bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan oleh kelompoknya, dan ia mengakui bahwa tindakan kelompoknya adalah melanggar aturan Islam dan kemanusiaan.

Setelah mengaku bersalah terhadap semua dakwaan terhadap dirinya, pemimpin Jundallah tersebut meminta pengampunan dan mengajukan kasasi terhadap keputusan untuk eksekusi.

Namun ketua Yudikatif Iran Ayatollah Shadiq Amoli Larijani, menolak keberatan tersebut dan memerintahkan eksekusi mati dilaksanakan.

Pemimpin kelompok Jundullah ini sebelumnya mengaku memiliki hubungan dengan pejabat NATO di Afghanistan dan lembaga mata-mata asing seperti CIA dan Mossad.(fq/prtv)