Israel Susun Strategi Baru untuk Kuasai Dunia

Kementerian Luar Negeri Israel yang sekarang dipimpin oleh Avigdor Lieberman sedang menyusun sebuah memo yang sifatnya rahasia berisi rencana perubahan radikal strategi dan kebijakan luar negeri Israel.

Jerusalem Post (JP) mengutip pernyataan sumber-sumber di kementerian luar negeri Israel menyebutkan, Avigdor Lieberman selaku menteri luar negeri akan mengumpulkan para staff seniornya dalam beberapa hari ini untuk membahas ide-ide yang tercantum dalam memo yang tebalnya hanya lima halaman itu dan disebut-sebut sebagai "pedoman untuk seluruh kebijakan luar negeri yang baru."

Menurut JP yang berhasil mendapatkan salinan memo tersebut, salah satu kebijakan luar negeri baru yang akan diterapkan rejim Zionis Israel adalah melepaskan "ketergantungan tunggal" pada negara AS yang selama ini menjadi sekutu strategis Israel. Tapi Israel harus mulai membuka hubungan yang lebih luas dan erat dengan kekuatan dunia lainnya dan dengan negara-negara berkembang.

Ada tiga hal utama yang menjadi fokus kebijakan luar negeri Israel berdasarkan memo tersebut. Antara lain, memperluas hubungan dengan negara-negara yang selama ini "sama sekali tidak dilirik" oleh pemerintahan Israel sebelumnya, menurunkan ekspetasi dunia internasional atas negosiasi antara Israel dan Palestina serta menciptakan kebijakan tidak ada toleransi sama sekali atau "zero tolerance" di seluruh dunia terhadap hal-hal yang bernuansa anti-semit.

Khusus untuk masalah Palestina, dalam memo tersebut tertulis bahwa diplomasi dalam penyelesaian konflik Arab-Israel telah merugikan kepentingan Israel dalam skala internasional dan mengganggu hubungan Israel dengan AS serta Eropa. Dalam memo itu disebutkan bahwa AS "tak diragukan lagi adalah sahabat terbaik Israel di dunia" dan tidak ada yang bisa menggantikan hubungan istimewa Israel dengan AS.

Tapi, masih menurut memo tersebut, ketergantungan Israel hanya pada AS tidak sehat baik bagi Israel maupun bagi AS. Israel harus membangun koalisi dengan negara-negara lain berdasarkan atas kepentingan bersama dan Israel akan memperluas serta memperkuat jaringan negara yang memberikan dukungan pada Israel, bukan hanya AS semata.

"Hanya dengan membangun koalisi yang luas dengan cara investasi jangka panjang lintas benua dan lintas negara, termasuk dengan negara-negara yang selama ini tidak dipandang oleh Israel, Israel bisa menghadapi tantangan di masa depan," demikian bagian isi memo tersebut. (ln/JP)