Muslim Estonia Rayakan Idul Adha Diruangan Terbuka

Setelah beberapa dasawarsa di bawah penindasan pemerintahan Komunis, umat Islam di Eropa bagian utara Republik estonia dapat berbahagia, mereka dapat menikmati perayaan hari besar keagamaan dengan shalat berjamaah dan mengadakan pesta diluar ruangan.

"Tidak ada pembatasan pada umat Muslim untuk merayakan hari Ied atau melakukan ritual keagamaan mereka," kata Liya Iman Makhmutova, direktur Masyarakat Islam untuk urusan wanita Estonia, kepada IslamOnline.net.

Pada pagi hari Jumat, 27 November umat Islam di ibukota Tallinn akan berbondong-bondong ke Islamic Center untuk melaksanakan sholat Idul Adha.

"Setelah sholat, orang-orang akan tinggal di masjid sampai khatib selesai memberikan khotbahnya," katanya.

Khutbah Idul Adha maupun Idul fitri disampaikan dalam empat bahasa; Rusia, Estonia, Arab dan Tatari.

"Rasanya sangat keren bila Anda melihat setiap jamaah dapat menikmati khutbah yang disampaikan dalam bahasanya sendiri," jelas Mufti Ildar Muhhamedsin.

Perayaan Idul Fitri maupun Idul Adha mungkin terdengar sangat umum dan mendasar bagi banyak umat Islam di seluruh dunia.

Namun bagi masyarakat yang menderita selama puluhan tahun dibawah kekuasaan dari pemerintahan Komunis, mereka tidak merasa biasa dengan hal tersebut.

"Di bawah pemerintahan Komunis orang-orang akan berkumpul untuk sholat Ied di dalam rumah salah seorang Muslim atau mungkin di kuburan untuk sholat dan merayakan lebaran dengan diam-diam," kenang Makhmutova.

"Sekarang situasi telah benar-benar berubah."

Ada hampir 8.000 Muslim di Estonia, menjadikan satu persen dari negara yang berjumlah peduduknya 1,2 juta orang.

Diluar Ruangan

Setelah sholat Ied, Islamic Center di Tallinn menyediakan teh dan kue kecil untuk para jamaah.

"Kumpul-kumpul seperti ini sangat penting bagi umat Islam," kata Makhmutova.

"Oleh karena itu kita bertemu setelah shalat untuk merayakan Idul adha secara bersama-sama. "

Setelah itu umat Muslim kemudian pergi untuk melaksanakan pemotongan hewan kurban.

"Muslim Estonia mulai tertarik untuk melakukan Udhiyah," kata Mufti Muhhamedsin.

Namun perayaan dimulai pada hari kedua `Idul Adha.

"Banyak keluarga memilih untuk merayakan Idul Adha di ruangan terbuka," kata Makhmutova.

"Kami menyewa sebuah penginapan di sebuah hutan di mana kontes barbecue dilakukan."

Para Keluarga juga menyiapkan makanan lezat populer seperti Kabsa (piring yang berisi nasi, daging dan sayur).

Mufti Muhhamedsin mengatakan perayaan yang dilakukan diluar ruangan membantu memperkuat hubungan antara Muslim Estonia.

"Ini adalah kesempatan untuk bertemu orang-orang yang telah lama kita tidak bertemu."

"Hal ini juga memungkinkan para pemuda dan anak-anak untuk mengenal satu sama lain dan memperkuat hubungan mereka."(fq/iol)