"Revolusi Mesir Masih Belum Selesai"

Revolusi Mesir belum sampai pada kesimpulan yang semestinya dan rakyat harus terus melakuan aksi unjuk rasa untuk terus melakukan tekanan agar permintaan mereka untuk adanya pemerintahan sipil segera terwujud, seorang analis politik mengatakan.

Ali al-Ahmad, direktur IGA di Washington, mengatakan kepada Press TV pada hari Minggu kemarin (13/2) bahwa "terlalu dini untuk mengatakan bahwa revolusi telah berhasil" karena belum berhasil membawa rakyat menuju keadilan.

Al-Ahmad mengatakan, kendala utama yang masih ada adalah keadaan darurat yang telah diterapkan sejak Mubarak berkuasa hampir tiga puluh tahun yang lalu.

Analis menambahkan bahwa meskipun Mubarak telah turun, hartanya tidak disita dan kroni-kroninya masih berkuasa yang dapat membentuk "kediktatoran militer" kecuali rakyat sendiri yang memilih pemerintahannya.

"Militer adalah penguasa negeri tanpa pengawasan apapun dan tidak ada jaminan bahwa hal itu akan terus berlanjut selama bertahun-tahun," katanya.

Al-Ahmad mengatakan bahwa Mesir baru akan memulai hari baru ketika konstitusi ditulis ulang dan disetujui oleh rakyat dan terbentuknya pemerintahan yang bertanggung jawab yang dipilih oleh rakyat.

Dia memperingatkan para pemimpin revolusi bahwa militer sedang melakukan konspirasi untuk "mencuri revolusi" dan meminta rakyat Mesir untuk melanjutkan tuntutan mereka dengan mengadakan demonstrasi setiap hari Jumat.

Militer Mesir yang dianggap penguasa baru setelah pengusiran Mubarak telah membubarkan parlemen dan membekukan konstitusi.

Pihak militer telah mengumumkan bahwa mereka akan tetap berkuasa selama enam bulan sebelum pemerintah sipil terpilih.

Ribuan pengunjuk rasa, yang meragukan transisi cepat menuju demokrasi, masih terus mengalir ke Kairo Tahrir Square pada hari Minggu kemarin, mengatakan mereka tidak akan berhenti kecuali tuntutan mereka terpenuhi.(fq/prtv)