Menentang Kepemimpinan, Sekelompok Pemuda Ikhwan Dirikan Partai Sendiri

Sekelompok pemuda anggota Ikhwanul Muslimin mengumumkan pembentukan partai politik mereka sendiri pada Selasa kemarin (21/6), terpisah dari partai bentukan Ikhwan partai Kebebasan dan Keadilan, dalam suatu aksi menantang yang diharapkan musuh-musuh Ikhwan untuk memperdalam keretakan generasi dalam organisasi yang telah berusia 83-tahun tersebut.

Partai baru ini membedakan sifat sipil dan demokratis. Dan terbuka untuk yang warga lainnya. Moral, nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama berperan dalam mengatur performanya, tulisan pernyataan yang dipasang di Facebook salah satu pendiri partai.

Tidak seperti kebanyakan partai-partai Islam lainnya, manifesto Hizb Al-Tayyar Al-Masry (artinya Partai Mesir Saat Ini) tidak menyebutkan syariat Islam sebagai kerangka referensinya, hanya mengacu pada peradaban Islam Arab. "Kita tidak bisa mengacu pada syariah Islam, karena ini bukan sebuah partai Islam, dan bukan partai untuk pemuda Ikhwanul Muslimin," kata Muhammad Syams, 24 tahun salah satu pendiri partai. "Tidak semua pendiri dari anggota Ikhwanul Muslimin."

Pernyataan partai itu juga membayangkan peran yang lebih besar bagi kaum muda. "Kami ingin partai ini mengekspresikan semangat revolusi, yang berarti kami menginginkan pemuda menjadi pemimpin," kata Muhammad Affan, seorang anggota Ikhwan berusia 30-tahun dan salah satu pendiri partai.

Affan adalah salah satu dari banyak anggota pemuda Ikhwan yang baru-baru ini telah sangat vokal mengkritik kepemimpinan jamaah Ikhwan. Mereka, dalam beberapa kesempatan, mengungkapkan kekecewaan dengan adanya marginalisasi generasi mereka di dalam struktur tertinggi kekuasaan Ikhwan.

Mereka juga telah menyatakan oposisi keras ke partai resmi Ikhwan, dengan alasan bahwa partai gagal untuk memastikan pemisahan penuh antara kegiatan dakwah Ikhwanul Muslim dan politik.

Berbicara pada bulan lalu ke Al-Masry Al-Youm, Affan mengatakan: "perseteruan antara pemuda dan kepemimpinan Ikhwan hampir mencapai kebuntuan. Sekarang kita berpikir untuk menciptakan beberapa entitas independen dari kita sendiri. "

Setidaknya 150 pendiri partai, sebagian besar dari pemuda Ikhwanul Muslimin, berdiri di balik berdirinya partai baru ini, kata Affan. Adapun sisanya, mereka memiliki latar belakang yang berbeda.

Menurut Mahmud Hussain, sekretaris jenderal Ikhwanul Muslimin, pemimpin kelompok itu menyadari adanya langkah ini sejak dua minggu lalu. Dia mengatakan bahwa para anggota muda yang terlibat pembentukan partai akan dipertanyakan oleh para pemimpin mereka langsung karena melanggar kebijakan kelompok.

"Jamaah ini telah memutuskan bahwa tidak ada anggota yang dapat bergabung dengan partai yang lain dari partai resmi jamaah," katanya.

Mereka yang terlibat pendirian partai baru ini kemungkinan awal akan mengalami pemecatan dari jamaah Ikhwan.

"Tidak ada yang bisa menghapus saya dari keanggotaan Ikhwanul Muslimin," kata Sameh al-Barqy, pemuda Ikhwan berusia 37 tahun. "Saya telah menjadi bagian dari jamaah ini selama 19 tahun dan saya harap saya masih anggota Ikhwan ketika saya mati."

Barky menambahkan bahwa tidak ada cara yang bisa membuat dia bergabung dengan partau Kebebasan dan Keadilan bentukan Ikhwan, yang secara resmi diakui Mei lalu.

"Dengan hormat kepada Partai Kebebasan dan Keadilan, partai ini tidak memuaskan saya dan tidak memenuhi ambisi saya," kata Barqy, mengutip kurangnya kebebasan yang ada di partai.

Ikhwanul Muslimin telah mengatakan berulang kali bahwa Partai Kebebasan dan Keadilan akan sepenuhnya independen dari badan lainnya yang ada di jamaah Ikhwan. Namun, banyak kritikus telah menolak klaim ini, terutama sejak kelompok Dewan Syura dipilih menjadi presiden partai, wakil presiden dan sekretaris umum dan memutuskan jumlah maksimum kursi partai yang akan mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen mendatang.

Sementara itu, Barqy menyangkal bahwa peluncuran partai baru mereka adalah reaksi melawan praktik jamaah. "Kami telah bekerja di sana selama dua bulan terakhir. Kami merasa ada kebutuhan di masyarakat untuk seperti adanya partai," katanya, menambahkan bahwa tidak semua pendiri partai adalah anggota Ikhwanul Muslimin.(fq/amay)