Tidak Ada Lagi CD Porno di Lembah Swat

Saeed Khan harus kehilangan koleksi VCD dan toko VCD nya di Timargarah, ibukota distrik Dir, setelah diserang oleh pejuang Taliban setempat karena dirinya tidak mengindahkan ancaman mereka untuk menghentikan penjualan film porno.

Sekarang Taliban hampir semua telah dikalahkan di provinsi Restivo, dan ia telah bersiap untuk membuka kembali tokonya, namun dirinya bersumpah tidak akan melanjutkan bisnis kotornya tersebut.

"Saya percaya apa pun yang kami hadapi baru-baru ini (migrasi dan kehancuran) itu hanyalah hukuman atas perbuatan-perbuatan buruk kami," kata Khan kepada IslamOnline.net.

"Kita semua harus belajar dari semua hal itu."

Ratusan CD dan video dari toko-toko di lembah Swat yang bermasalah dan selatan distrik di Provinsi Perbatasan Barat Utara (NWFP) telah dihancurkan oleh Taliban selama dua tahun terakhir, terutama beberapa bulan sebelum pasukan keamanan meluncurkan operasi besar-besaran di Swat .

Banyak orang kehilangan mata pencarian kotor mereka dalam serangan Taliban ke toko-toko di daerah tersebut.

Namun Khan, ayah dari tiga anak, tidak berada di toko ketika tokonya diledakkan dalam sebuah serangan granat oleh Taliban pada bulan Agustus lalu. Tetapi Penjaga tokonya harus terluka parah akibat serangan itu.

Toko VCD pornonya menghasilkan Rs 30.000 (480 dolar) sampai Rs 40.000 (500 dolar) per bulan sebelum serangan terjadi.

Namun Khan sekarang bersedia untuk berpenghasilan lebih rendah dalam rangka untuk menghentikan penjualan VCD porno, secara sukarela.

"Saya sudah berada dalam bisnis ini untuk waktu yang lama. Saya tahu ada banyak kesempatan dan peluang dalam bisnis ini tanpa harus menjual film porno," ia berpendapat.

"Dan bahkan jika ada penurunan dari pendapatan saya, saya tidak peduli. Allah akan membantu saya."

Perlu Dukungan

Liaquat Ali, seorang pemimpin dari asosiasi pemilik toko CD di Swat, mengakui bahwa banyak dari para pemilik toko terlibat dalam penjual CD dan video cabul.

Dirinya berpendapat bahwa hal itu tidak hanya menjengkelkan Taliban, tetapi juga untuk Mayoritas penduduk lokal, yang pada umumnya memiliki fanatisme terhadap agama.

"Orang-orang dari Swat dan kabupaten yang bersebelahan merupakan penduduk yang relijius. Mereka tidak suka bisnis kami dan mereka membencinya terutama setelah beberapa orang dari kami menjual CD porno."

Ali menegaskan bahwa semua ini akan berubah.

"Kami sudah Memutuskan dari platfom asosiasi, bahwa tidak ada seorang pun dari kami akan menjual CD dan film cabul," katanya kepada IOL.

"Dan jika seseorang Melanggar keputusan ini, ia akan dihukum."

Tapi Ali menyatakan bahwa ratusan CD dan pemilik toko video di Swat dan NWFP, bisnis mereka telah benar-benar hancur oleh serangan bom dan yang turut mengancam hidup mereka, perlu dukungan finansial untuk melanjutkan bisnis mereka.

"Satu-satunya permintaan adalah bahwa kami harus mendapat kompensasi sehingga kami dapat memulai bisnis kami yang telah hancur."

Ali memiliki beberapa toko besar di Tengah pasar Mingora. Tokonya di ledakkan tahun lalu setelah ia mengabaikan peringatan ulang surat ancaman dari dua Taliban.

Ia berlindung di Peshawar setelah serangan terhadap tokonya dan dirinya diperbolehkan untuk kembali hanya setelah ada permintaan maaf tertulis kepada Taliban dan Menjamin tidak akan melanjutkan bisnis itu lagi.

"Bisnis CD film ini pernah dianggap sebagai salah satu bisnis yang paling menguntungkan di lembah dan daerah sekitarnya. Bisnis ini telah benar-benar hancur dan hanya beberapa toko-toko CD dan video masih melakukan bisnis ini di lembah," katanya.

"Ribuan orang bergantung pada usaha ini. Oleh karena itu, donor internasional harus membantu kami memulihkan bisnis kami.

"Kita tidak punya uang sekarang dan tidak memiliki sumber daya untuk melanjutkan bisnis kami."(fq/iol)