Jenderal AS Sebut Syiah Iran 90% Bertanggung Jawab Atas Kekacauan Di Kawasan Timur Tengah

Army General Joseph Votel (R), commander of the US Special Operations Command, waits for a hearing of the Senate Armed Services Committee on March 8, 2016 in Washington, DC. The Senate Armed Services Committee hears testimony from the head of the US military effort against the Islamic State group in Iraq and Syria, as well as generals in charge of Africa and the Special Forces. / AFP / Brendan Smialowski        (Photo credit should read BRENDAN SMIALOWSKI/AFP/Getty Images)
Army General Joseph Votel (R), commander of the US Special Operations Command, waits for a hearing of the Senate Armed Services Committee on March 8, 2016 in Washington, DC.
The Senate Armed Services Committee hears testimony from the head of the US military effort against the Islamic State group in Iraq and Syria, as well as generals in charge of Africa and the Special Forces. / AFP / Brendan Smialowski (Photo credit should read BRENDAN SMIALOWSKI/AFP/Getty Images)

Eramuslim – Seorang jenderal kenamaan Amerika Serikat di US Central Command menyebut Syiah Iran bertanggung jawab atas 90% kekacauan yang terjadi di kawasan Timur Tengah dan kawasan Teluk, meskipun telah menandatangani kesepakatan nuklir.

“Tindakan dan gerak-gerik milisi Syiah Iran di kawasan Teluk masih menjadi perhatian Amerika Serikat, termasuk perkembangan industri pertahanan mereka yang menjadi perhatian serius Barat,” ujar Jenderal Joseph Votel dalam keterangannya hari Selasa (30/08).

Jenderal Joseph Votel melanjutkan, “Iran adalah satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah yang bertindak diluar kebiasaan, dan tidak ada negara lainnya di kawasan seperti Iran.”

Menurut Jenderal Joseph Votel, Pasukan Pengawal Revolusi Syiah Iran adalah pihak yang harus diwaspadai karena ancaman permusuhan dan tindakan provokatif yang diterbarkan di kawasan Timur Tengah.

Dalam konteks lain, Jenderal Joseph Votel menekankan bahwa perebutan kota Mosul di Irak dari tangan milisi Negara Islam akan mulai dilancarkan sebelum akhir tahun 2016 mendatang. (Skynewsarabia/Ram)