Dr. Salim Segaf: “Inna lillahi …Walhamdulillah”

Tak ada persiapan khusus di rumah kediaman Dr. Salim Segaf Al-Jufri, MA, saat pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Kamis malam. Rumah di komplek Pejaten Residence Kav. 12-A, Jakarta Selatan itu memang baru dihuni selama dua bulan. “Saat bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi dan Kesultanan Oman, rumah kami di kawasan Condet dijual. Lalu, kami pindah ke sini,” ujar Doktor Salim, demikian panggilan akrab Menteri Sosial RI yang baru.

Malam itu, tokoh yang tercatat sebagai Dosen Pascasarjana di Universitas Islam Negeri, Jakarta itu ditemani isterinya, Hj. Zaenab Alwi, dan mertuanya, H. Alwi Basri serta ibu. Tampak pula tiga dari lima orang anaknya: Sarah, Afaf dan Rihab. Putera sulungnya, Idrus, sedang menempuh kuliah di Madinah, sedang puteri bungsunya, Sumayyah, sudah istirahat. Kehidupan keluarga yang bersahaja tampak dari ruang tamu dan ruang keluarga yang dilengkapi peralatan seperlunya.

“Bangsa ini masih menghadapi persoalan besar yang harus kita selesaikan bersama-sama. Sebagian saudara kita juga masih banyak yang hidup kurang sejahtera. Tugas Departemen Sosial sangat berat,” ungkap cucu Pendiri Organisasi Al-Khairaat, “Guru Tua Al-Jufri” dari Palu, Sulawesi Tengah. Sebuah pesawat televisi berukuran 21 inchi terlihat kurang jelas gambarnya, karena antena ruang dalam tidak berfungsi dengan baik. Tapi, Doktor Salim tetap tenang dan ramah menyambut para tetamu dari kalangan wartawan, aktivis organisasi sosial dan lembaga swadaya masyarakat, serta kalangan birokrat.

Saat nama Dr. Salim Segaf Al-Jufri disebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada urutan ke-21, pria kelahiran Solo, 17 Juli 1954 itu mengucapkan “Inna lillahi …walhamdulillah”, dengan nada khusyuk karena sadar beratnya amanah yang akan dipikul. Lalu, Doktor Salim menghampiri kedua orang mertuanya, H. Alwi Basri, dan mencium tangan mereka. Ibu mertuanya membisikkan doa agar anak menantunya tabah dan konsisten dalam menjalankan tugas negara. Kemudian, Hajjah Zaenab mencium tangan suaminya, dan kepada wartawan menyatakan “Saya siap mendukung tugas suami secara moral dan spiritual.” Ketiga puterinya juga mencium tangan orangtuanya dan memberi semangat.

Tampak di antara hadirin: dr. Naharus Surur M.Ked. (Ketua Bidang Jaringan Badan Amil Zakat Nasional), Drs. Musholi (Direktur Program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Strategis), dr. Agoes Koeshartoro (Direktur Bulan Sabit Merah Indonesia), Hilman Rosyad (mantan Anggota Komisi VIII DPR), Suryama Majana Sastra (Penasehat Pos Keadilan Peduli Umat), dan Achmad Aryanda (Dosen Universitas Nasional). Mereka telah mempersiapkan draf revilasasi kementerian untuk mencapai tujuan pembangunan nasional dan Millennium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan PBB berdasarkan masukan dari para ahli dan pejabat di lingkungan Depsos.

Sekjen Depsos, Drs. Ghazali Husni Situmorang, MSc. datang pada pukul 23.00 WIB, setelah para wartawan meninggalkan tempat. Sekjen menyampaikan bahwa mobil dinas Menteri yang baru belum tersedia. Mantan Ketua Dewan Syariah PKS itu segera menyambut, “Pakai saja mobil yang ada. Tak perlu disediakan yang baru.” Begitu pula dengan rumah dinas, kalau bisa tetap menempati yang lama di komplek Widya Chandra IV/18, karena banyak arsip Depsos yang tersimpan di sana. “Tak perlu repot pindahan ke tempat baru,” pesan Menteri kepada Sekjen.

Sebagaimana pesannya kepada wartawan, Mensos siap bekerja sejak hari pertama dengan sarana yang tersedia. “Kerja keras (mengerahkan segala sumber daya), kerja cerdas (memanfaatkan segenap keahlian dan teknologi), dan kerja tuntas (mempertahankan konsistensi dan sinergitas). Itu prinsip revitalisasi yang akan kita kembangkan,” jelas Mensos.

Ia mengharapkan dukungan segenap pihak di jajaran birokrasi dan komponen masyarakat, termasuk mitra strategis di kalangan swasta, karena kesejahteraan sosial menjadi salah satu target utama pembangunan yang ditekankan Presiden SBY dalam periode kedua pemerintahannya. mnh/spt

foto: Pro3