Sebut Indonesia Ayah Angkat & Cina Ayah Kandung, Mantan Ketua KPK Kecam Nasionalisme Sukanto Tanoto

cina ayah kandungEramuslim.com- Taufiqurrahman Ruki terusik ketika martabat, kemandirian dan kedaulatan bangsa Indonesia terus diinjak-injak oleh sebagian orang. Mantan Komisioner KPK itu mengajak agar seluruh komponen bangsa bersatu dan mencari jalan keluar setiap permasalahan yang muncul.

“Masuk di Hong Kong kita dianggap kelas kuli, masuk di Arab didagangin, pergi ke Malaysia dianggap tukang kebon. Tidak punya lagi martabat, itu Indonesia,” tegasnya dalam Deklarasi Rumah Amanah Rakyat di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/8).

Hadir dalam deklarasi tersebut sejumlah tokoh nasinal. Diantaranya Rizal Ramli, Yusril Ihza Mahendra, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, Irjen Pol (Purn) Taufikurrahman Ruqi, Mayjend TNI (Purn) Prijanto, KRT Permadi Satrio Wiwoho (Permadi), Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edi Purdjiatno dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lulung Lunggana.

Turut hadir pula, Hatta Taliwang, Ferdinan Hutahaean, Lily Chodidjah Wahid, aktifis HAM Ratna Sarumpaet, Sasmito Hadinegoro, Marsda TNI (Purn) Amirullah Amin, Muhammad Rifki atau Eki Pitung, Lieus Sungkarisma dan Marwan Batubara.

Masih soal martabat, kedaulatan dan kemandirian bangsa, Ruki menyinggung bagaimana pengusaha dan pemilik The Royal Golden Eagle International Sukanto Tanoto. Dalam sebuah wawancara dengan televisi di China, Sukanto sangat terang mengatakan bahwa Indonesia adalah ayah angkatnya sementara China sebagai ayah kandungnya.

“Hari ini baca, Sukanto Tanoto, dia bilang Indonesia cuma bapak angkatnya, bapak kandungnya China. Coba, dia lahir disini, gede disini, kawin disini, bisnis disini, ngemplang pajak juga disini. Begitu dia di Cina, dia bilang bapak angkat gue tuh Indonesia, bapak kandungnya China,” tuturnya.

Sebagai generasi yang lahirnya sama dengan kemerdekaan Republik Indonesia, Ruki mengajak seluruh komponen bangsa bergerak memperbaiki keadaan. Tidak lagi diam dan membiarkan Jakarta diubah seperti Singapura. Dimana penduduk aslinya, Melayu, cuma menjadi orang nomor dua.

“Anda mau? Jakarta mau jadi kayak Singapura. Gimana orang Melayu sekarang, paling banyak jadi tukang parkir, paling banyak jadi sopir taksi. Saya bukan (bermaksud) rendahkan derajat,” jelas dia.

Nasionalisme Sukanto Tanoto–bos besar Asian Agri yang pernah tersangkut kasus penggelapan pajak ini–terekam saat tampil sebagai narasumber dalam sebuah acara televisi di Cina.

“Saya lahir dan besar di Indonesia. Menempuh pendidikan, menikah dan memulai bisnis juga di sana. Tetapi Indonesia adalah ayah angkat bagi saya, karena itu ketika pulang ke Cina saya merasa menemukan ayah kandung. Itu karena saya masih merasa orang Cina,” ujar Sukanto Tanoto.

Wawancara Sukanto Tanoto itu ramai dibicarakan ketika muncul di laman indonesiana, tempo. http://indonesiana.tempo.co/read/86631/2016/08/23/ardiblenda/sukanto-tanoto-indonesia-ayah-angkat-cina-ayah-kandung

Tak hanya Ruki, Anggota DPD, Gede Pasek Sardika meretweet berita yang memberitakan tersebut dengan menambahkan komentar: ”Manusia Model begini diberikan kekayaan di republik ini.”(ts/hntr)