Semerah Agustusan, Seputih Ramadhan

Bulan Agustus, bagi bangsa Indonesia terasa istimewa dibanding sebelas bulan lainnya karena setiap bulan ini tepatnya pada tanggal tujuh belas, seluruh bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Bulan Ramadhan, bagi kaum muslim sedunia adalah bulan yang sangat istimewa karena kesucian dan kemuliaannya. Selain diwajibkan berpuasa, segala amal ibadah yang dikerjakan di bulan ini akan diganjar dengan pahala yang berlipat ganda dibanding ibadah yang dikerjakan di bulan-bulan lainnya. Juga Allah membukakan pintu maghfiroh selebar-lebarnya bagi siapapun hambaNya yang bertaubat.

Bagi kaum muslim Indonesia di manapun berada, bulan Agustus tahun ini terasa lebih istimewa karena berbarengan dengan bulan suci Ramadhan. Dua anugerah besar dari Allah SWT yang harus disyukuri, bukan saja melalui ucapan, tapi juga tindakan dan perbuatan.

Keistimewaan bulan Agustus tahun ini juga dirasakan oleh Aziz dan teman-teman remaja musholanya. Untuk pertama kalinya, Aziz dan teman-temannya dipercaya menjadi panitia peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia di lingkungan tempat tinggal mereka. Bukan sekedar membantu panitia yang biasanya terdiri dari bapak-bapak, tapi mereka benar-benar menjadi panitia intinya. Warga mempercayakan kepanitian ini kepada mereka karena gagasan mereka yang dianggap cemerlang, menggabungkan semangat Agustusan dengan kemuliaan Ramadhan.

Seperti peringatan hari kemerdekaan pada umumnya, warga di lingkungan tempat tinggal Aziz setiap tahunnya juga mengadakan berbagai lomba dan permainan untuk anak-anak, kaum ibu dan juga bapak. Tahun ini hampir saja tidak ada acara tujuh belasan karena bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Tak mungkin mengadakan lomba makan kerupuk, gigit duit dalam jeruk, panjat pinang dan lain-lainnya d di saat warga sedang menjalankan ibadah puasa. Hingga akhirnya muncul gagasan dari Aziz dan remaja mushola Baiturrohim untuk tetap mengadakan acara tujuh belasan namun dalam konsep yang berbeda, tetap menarik namun tidak mengurangi kemuliaan bulan Ramadhan.

Aziz beserta panitia tujuh belasannya telah menyusun berbagai acara yang akan mereka adakan tepat pada tanggal tujuh belas nanti. Tentu saja waktu dan acaranya tidak sama seperti acara tujuh belasan tahun-tahun sebelumnya. Pagi hari mereka akan mengajak warga untuk melakukan kerja bakti di mushola Baiturrohim. Target mereka adalah membersihkan mushola dan lingkungannya termasuk mencuci karpet-karpet yang panjang dan tebal. Acara kerja bakti ini akan dimulai setelah sholat Shubuh dan diharapkan sudah selesai sebelum matahari meninggi.

Sore harinya, bada’ sholat Ashar, rangkaian acara tujuh belasan kembali dilanjutkan. Berbagai perlombaan diadakan, diantaranya lomba membaca puisi, lomba hafalan surat-surat pendek, lomba hafalan doa harian untuk anak-anak, lomba memasak hidungan buka puasa untuk remaja putri dan ibu-ibu serta lomba ceramah kultum untuk remaja putra dan bapak-bapak. Sebagai puncak acara, Aziz dan teman-temannya akan mengajak warga buka puasa bersama secara gratis. Semua acara akan diadakan di tanah lapang milik salah satu warga. Pengumuman mengenai lomba tujuh belasan dan buka puasa bersama ini sudah ditempel di tempat-tempat strategis sejak awal bulan dan langsung mendapat sambutan positif dari warga. Beberapa warga langsung mendaftarkan diri dan keluarganya untuk mengikuti lomba yang diadakan karena tertarik dengan hadiah yang disediakan.

Seperti acara tujuh belasan tahun sebelumnya, acara peringatan tujuh belasan versi remaja mushola kali ini juga menyediakan hadiah yang menarik. Sarung, sajadah, mukena, baju koko, kerudung, aneka kue dan minuman khas lebaran telah mereka persiapkan. Satu yang tidak biasa adalah bahwa warga yang ikut dalam lomba tidak dipungut biaya satu rupiahpun. Semua hadiah disediakan oleh para dermawan yang bersedia mendanai acara mereka.

Inilah yang sebenarnya sudah lama ingin diperjuangkan Aziz dan remaja mushola. Mereka ingin mengadakan acara tujuh belasan yang bersih dari taruhan. Selama ini Azis dan teman-teman remaja musholanya merasa prihatin dengan perlombaan yang diadakan untuk memeriahkan acara tujuh belasan. Hanya untuk alasan kemeriahan dan hiburan, tak jarang para warga melakukan taruhan. Sekilas memang tidak terlihat bahwa mereka sedang melakukan taruhan, meraka hanya mendaftar dan mengumpulkan sejumlah uang yang nantinya akan dijadikan hadiah. Selanjutnya mereka mengikuti permainan atau perlombaan yang sekedarnya saja. Disinilah masyarakat sering tidak sadar bahwa sebenarnya apa yang mereka lakukan adalah sebuah taruhan, hanya caranya saja yang berbeda. Sungguh, setan tak pernah kehabisan akal untuk menjerumuskan manusia untuk berbuat dosa.

Bagaimana dengan perayaan Agustusan di lingkungan anda? Segala perlombaan, permainan dan kemeriahan Agustusan barangkali patut untuk dilestarikan sebagai bentuk tradisi dan ekspresi kebahagiaan, namun harus disadari bahwa semua itu bukanlah sebuah kewajiban.

Jauh lebih utama adalah memperingati hari kemerdekaan sebagai sebuah anugerah besar yang telah Allah berikan. Juga jauh lebih penting bagaimana menjaga dan mengisi kemerdekaan ini dengan pembangunan untuk kemaslahatan bangsa, sebagai bentuk penghormatan terhadap pengorbanan harta, tenaga, jiwa dan raga para pejuang kemerdekaan.

Kemerdekaan adalah sebuah anugerah sekaligus amanah. Allah memberikan kemerdekaan kepada bangsa ini atas perjuangan yang panjang dan menyakitkan para pahlawan. Allah memberikan nikmat kemerdekaan hingga saat ini sebagai wujud nyata kemurahan Nya. Semakin kita syukuri maka Allah akan menambah kenikmatan lebih banyak lagi. Jangan ingkari nikmat merdeka, jangan hianati para pahlawan bangsa, jangan hancurkan bangsa ini dengan hawa nafsu pribadi dan golongan.

Bulan Agustus tahun ini berbarengan dengan bulan suci Ramadhan. Mari syukuri kemerdekaan dengan penuh keimanan. Mari kita teladani semangat para pahlawan, untuk kita berjuang menegakan agama Allah. Mari kita tiru semangat 45 para pejuang untuk semangat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Jangan hanya semangat untuk urusan dunia, untuk urusan akhiaratpun seharusnya kita lebih semangat. Untuk meraih kemerdekaan, diperlukan pengorbanan dan perjuangan yang keras. Untuk meraih kemerdekaan akhirat, diperlukan kesungguhan dan keikhlasan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

Dirgahayu negeriku, semoga Allah memberkahi bangsaku. Syukuri kemerdekaan sebagai sebuah anugerah, jaga dan isi dengan penuh keimanan sebagai sebuah amanah. Insya Allah.

http://abisabila.multiply.com