Keluarga Sakinah… Oh Indahnya…

sakinahOleh : Syaripudin Zuhri

Dalam kehidupan sehari-hari, di dalam keluarga atau di dalam pergaulan bermasyarakat, sering kita lupa memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan kepada kita semua, nikmat yang tak terhitung banyaknya.

Dari mulai seluruh anggota tubuh kita yang berfungsi dengan baik sampai dengan seluruh rejeki yang telah kita terima, dan rejeki itupun bukan hanya harta yang berupa uang, tapi juga keluarga. Suami bagi istri, istri bagi suami dan anak dalam sebuah keluarga adalah rejeki yang patut di syukuri. Bahkan istri yang sholeha adalah perhiasan yang paling indah di dunia ini, yang wajib disyukuri!

Istri yang baik bukan saja rakhmat di dunia ini, tapi juga di akherat. Dan Umar bin Khattab pernah berkata : “ Setelah Iman tidak ada rakhmat yang bisa menyamai istri yang baik “ Di dalam keluarga yang sakinah, di saat duduk berdua dan suami bersikap baik terhadap istrinya juga sebaliknya adalah suatu perbuatan yang memberikan rasa santai kepada pikiran setelah asyik mengerjakan tugas-tugas duniawi maupun ukhrowi. Dan setelah santai seperti itu seseorang bisa kembali beribadah dengan semangat baru.

Kedudukan istri dalam agama sangat penting, Nabi bahkan pernah bersabda, ketika Umar bin Khattab bertanya,

“Apakah yang paling penting untuk di cari dalam dunia ini?”

Berliau menjawab : “ Lidah yang selalu berdzikir kepada Allah, hati yang penuh rasa syukur dan istri yang amanat”

Bayangkan yang paling penting di cari di dunia ini menurut Nabi ada tiga: Pertama Allah, kedua hati dan ketiga istri! Maka berbahagialah jika seorang istri sudah mempunyai sipat yang amanat, lembut dan sholeha, apa lagi diimbangi dengan kecantikan lahir batin, wah asyik tuh! Pokoknya suami betah deh di rumah!

Suami yang bersikap sabar terhadap seribu satu macam masalah kewanitaan atau istri adalah bagian yang amat penting bagi agama. Nabi bersabda : “ Memberi nafkah kepada istri lebih penting daripada memberi sedekah “ Ini bukan berarti sedekah ditinggalkan. Suami mencari nafkah dan itu wajib artinya bila dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan berarti berdosa!

Sedangkan istri di rumah mengatur rumah tangga dengan sebaik-baiknya adalah wajib. Ada bahaya yang sangat besar jika seorang suami memperlakukan istrinya dengan kasar, sehingga manimbulkan dosa bagi dirinya. mengapa? Karena hak-hak wanita atas laki-laki persis sama dengan hak-hak laki-laki atas wanita.

Lalu sipat apakah yang mesti dicari pada diri seorang istri? Imam Al Ghazali mengatakan :

Pertama, Kesucian akhlaknya. Jika seseorang mempunyai istri yang berakhlak tidak baik dan tetap diam, ia mendapat nama yang buruk dan terganggulah kehidupan keagamaannya. Jika ia angkat bicara, hidupnya menjadi rusak. Dan bila ia ceraikan istrinya, ia akan menderita kepedihan. Seorang istri yang cantik tapi berakhlak buruk adalah bencana yang besar bagi suatu keluarga. Dan nabi Mengingatkan : “ Orang yang mencari istri demi kecantikannya atau kekayaannya akan kehilangan keduanya “

Kedua, tabiat yang baik. Istri yang bertabiat buruk- tidak berterima kasih, suka menggunjing atau angkuh, membuat beban hidup semakin berat dan merupakan halangan besar untuk menjalani kehidupan yang penuh taqwa.

Ketiga, kecantikan. Karena hal ini akan meimbulkan cinta dan kasih sayang. Kecantikan bukan hanya lahiriahnya saja, lebih utama adalah kecantikan batiniah, sehingga terpancar di wajahnya kelembutan, keikhlasan, kesabaran yang penuh penuh ridho dan diridhoiNya. Istri yang batiniah cantik akan diberikan tambahan petunjuk olehNya, sehingga apapun yang terjadi, ia akan tetap tabah dan tetap bersandar pada panji-panji Illahi robbi. tidak mudah gamang, tidak mudah putus asa terhadap rakhmat Allah. Dan hatinya selalu bersyukur atas segala karunia Allah betapun kecilnya.

Dan apakah yang dicari dalam diri Suami ?

Pertama; Suami bersikap baik pada istrinya dan sabar atas tingkah laku istri yang mungkin dirasakan kurang enak di hati. Hal ini di sabdakan oleh Nabi saw : “ Seseorang yang mampu menanggung ketidakenakan yang ditimbulkan oleh istrinya dengan penuh kesabaran akan memperoleh pahala sebesar yang diterima oleh Nabi Ayub as atas kesabarannya menanggung bala(ujian) yang menimpanya “.

Kedua; Suami ikhlas terhadap kreasi dan kesenangan istri dan tidak menghalanginya, selama tidak melanggar prinsif-prinsif Agama. Dan orang bijak pernah berkata : “ Seorang suami mesti pulang dengan tersenyum dan makan apa saja yang tersedia dan tidak meminta yang tidak tersedia “ Mengapa ? Istri sudah susah payah mencari bahan-bahan makanan dan mengolahnya, apa lagi di Moskow , berburu sampai ke pasar Vietnam, dingin-dingin lagi!

Ketiga; Seorang suami memberikan nafkah secukupnya dan tidak bersikap kikir kepada istrinya. Nabi bersabda : “ Seorang laki-laki yang memberikan satu dinar untuk berjihad, satu dinar untuk menebus budak, dan satu dinar untuk sedekah lalu memberikan satu dinar lagi untuk istrinya, maka pahala pemberian yang terakhir ini melebihi jumlah pahala ketiga pemberian lainnya “. Subhanallah.

Keempat; Suami tidak boleh memakan sesuatu yang lezat sendirian. Jika tidak ada tamu, pasangan suami istri untuk makan bersama, karena Nabi saw bersabda : “ Jika mereka melakukan hal itu, Allah akan menurunkan rakhmatNya atas mereka dan malaikat pun berdoa untuk mereka”.

Moskow, 12 Jumadil Awwal 1436 H/3 Maret 2015