Gaza Dan Akar Permusuhan Itu

 

Ada berita dari Gaza, pihak Israel mengumumkan penghentian serangan tanpa terburu-buru menarik pasukan. Pengumuman ini dilakukan sepihak, artinya ini bukan gencatan senjata yang berarti ada perjanjian dua pihak. Duabelas jam kemudian pihak perlawanan Palestina juga mengeluarkan pengumuman yang sama dengan tambahan ancaman agar musuh menarik pasukannya dalam tempo sepekan.

Alhamdulillah, satu hal yang pasti warga Gaza mempunyai waktu untuk memulai kehidupan mereka sedikit demi sedikit. Mereka mulai dengan mencari korban yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan, kemudian menguburkan mereka. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.

Gaza, sepotong tanah di bumi suci Palestina dengan kisah yang amat panjang, penuh dengan cerita sedih, bergelimang darah syuhada dan airmata keluarga pejuang.

Ya, Gaza bagian dari Tanah Suci Palestina, tanah kelahiran para Nabi dengan

jejak-jejak yang masih dapat dilacak di sana, antara lain seperti :

–          makam Nabi Ibrahim As ada di Hebron (Tepi Barat),

–          Gereja Holy Seplechure, situs yang diyakini berhubungan dengan Nabi Isa As yang disebut sebagai Jesus oleh umat Kristen.

–          Tembok Ratapan (Wailing Wall) yaitu tempat ibadah umat Yahudi yang menurut mereka merupakan bagian dari tembok Kuil Nabi Sulaiman As yang telah diruntuhkan dua kali oleh penjajah Tanah Suci jauh sebelum kelahiran Nabi Muhammad Saw.

–          Masjidil Aqso (Haram Al Syarief atau Kubah Hitam). Menurut kaum Yahudi, Kuil (Raja) Sulaiman As berada tepat di bawah Masjidil Aqso sekarang, dan oleh karenanya mereka sangat bernafsu untuk menghancurkan masjid yang pertama kali dibangun oleh Umar Ra tersebut dan berniat membangun kembali Kuil  untuk menanti kedatangan Mesiah (Sang Penyelamat) mereka.

–          Jejak Nabi Muhammad Saw ketika Mi’raj terdapat di batu gantung (Dome of The Rock) atau lebih dikenal dengan kubah Emas (yang gambarnya selalu dijadikan simbol Masjid Al Aqso).

Kecuali makam Nabi Ibrahim As, situs-situs yang disebutkan di atas semuanya berada di Jerusalem, wilayah yang paling diperebutkan. Israel mengklaim wilayah tersebut sebagai milik mereka sepenuhnya dan akan dijadikan sebagai ibukota, demikian juga pihak Palestina. Dalam pembagian yang sekarang Palestina hanya mendapatkan bagian Timurnya saja.

Tanah ini telah menjadi saksi atas apa yang terjadi di atasnya. Pertentangan dan perselisihan antara pengikut para Nabi dengan para penentang Allah yang telah menyimpang dari ajaran agama para Nabi sebelumnya. Selalu begitu. Hampir selalu begitu, kecuali –mungkin- sekarang.

Apakah benar demikian? Apakah benar kali ini berbeda?

Sejarah perlawanan bangsa Palestina di zaman modern ini seolah tidak berhubungan dengan agama dan kekafiran para pengikut Nabi sebelumnya, sebab kebanyakan yang membahasnya akhir-akhir ini seolah memotong kenyataan sejarah selama berabad-abad sebelum abad ke duapuluh. Bahkan potongan sejarah di awal abad ke duapuluh pun dipotong dari ingatan kebanyakan kita, dan kemudian sebagian besar penonton Pembantaian Gaza ini hanya mendengar data tahun 1948 (60 th yang lalu), atau 1967 dan seterusnya.

Nabi Ibrahim As dan tanah Palestina.

Sejarah paling awal bermula dari Nabi Ibrahim As yang pindah dari Kan’an ke Palestina, beliau berputra dua orang, Nabi Ismail As -kakek moyang Nabi Muhammad Saw- dan Nabi Ishaq As –ayah dari Nabi Ya’qub As yang berputra 12 orang-. Nabi Ya’qub inilah yang disebut sebagai Israil dan keturunan beliau disebut sebagai Bani Israil. Nabi Isa As adalah Nabi terakhir yang turun dari kalangan Bani Israil sedangkan Nabi terakhir bagi ummat manusia justru lahir dari keturunan Nabi Ismail As, saudara tiri Nabi Ishaq As yang ditempatkan oleh ayahnya di lembah suci Mekkah. Pada masa Nabi Ibrahim As pindah, di sana sudah ada bangsa Filistin dan bangsa-bangsa lain.

Setelah berbagai peristiwa terjadi atas bangsa Israil, sebagian besar dari mereka tersebar ke seluruh dunia, antara lain ke Mesir (kemudian kembali), ke Babilon (karena perbudakan), ke Afrika Utara, ke Eropa Selatan dan seterusnya, kemudian sebagian mereka kembali lagi ke Tanah Suci.

Sebagian dari mereka kemudian mengikuti Nabi Isa As dan kemudian juga mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw dan berbaur dengan bangsa-bangsa lain yang ada di Tanah Suci kemudian menjadi nenek moyang bangsa Palestina sekarang.

Bani Israil yang masih memegang akar asal usul mereka (meskipun sudah menyimpang) kemudian lebih dikenal dengan Jew (Yahudi) yang diambil dari nama salah satu anak Nabi Ya’qub As yaitu Judah.

Bani Israil dan agama Allah

Kepada Bani Israil Allah Swt telah menurunkan banyak Nabi dan Rasul setelah Nabi Ya’qub As, ayah mereka.

Sejak awal sejarah mereka, cikal bakal sifat permusuhan yang berdasar dari perasaan dengki sudah tercatat dalam sejarah. Kisah Nabi Yusuf As dan saudara-saudaranya menceritakan hal ini. Nabi Saw mengatakan: Sesungguhnya Yahudi adalah kaum pendengki (HR Ibnu Khuzaimah).

Kemudian Bani Israil-pun melakukan berbagai penyimpangan yang bukan hanya menyebabkan perpecahan di antara mereka, tapi juga pembunuhan atas sejumlah Nabi  oleh kelompok-kelompok pemuka agama yang ingin mendominasi kekuasaan, dan bahkan sebagian dari mereka menjadi sangat ekstrim hingga terjadi pertikaian dan pembantaian antara satu kelompok dengan yang lain. Diantara penyimpangan yang mereka lakukan adalah merubah Kitab-Kitab Allah, Taurat, Zabur dan juga Injil, bahkan kemudian muncul kitab-kitab baru yang bahkan lebih dianggap penting daripada Kitab Allah, misahnya “Mishnah” atau Talmud. Doktrin tentang kembalinya bangsa Yahudi ke Tanah Suci merupakan salah satu doktrin yang terdapat dalam Talmud.

Permusuhan mereka terhadap para pengikut Nabi-Nabi Allah Swt terus berlanjut, setelah terkalahkannya pengikut Nabi Isa As, Bani Israil kemudian berhadapan dengan ummat Islam di Hejaz (jazirah Arab). Berjumpa dengan Nabi Terakhir Muhammad Saw mereka segera mengetahui bahwa inilah Nabi yang diberitakan dalam kitab-kitab terdahulu. Kemarahan karena dengki dalam hati mereka tak terperikan lagi dan kemudian menjadi permusuhan diam-diam. Merekapun berkolaborasi dengan musuh-musuh Nabi Muhammad Saw yaitu musyrikin Mekkah. Sejarah Islam mencatat banyak sekali bukti kedengkian dan permusuhan yang kemudian berujung pada pengusiran mereka (oleh Nabi Muhammad Saw) dari benteng terakhir mereka di Hejaz, yaitu Khaibar (pinggiran kota Madinah). Sejak itu mereka tak memiliki komunitas solid di Jazirah Arab sebelum zaman modern.

Pembahasan yang lebih mendalam dapat dijumpai di 3 seri Eramuslim Digest yaitu Genesis of Zionism (1 dan 2) dan Satanic Finance. Juga pada buku-buku Sirah Nabi Muhammad Saw.

 

Kedengkian terhadap Islam

Mereka selalu merasa sebagai bangsa kesayangan Allah, dan memang Allah Swt sudah memberikan kepada mereka nikmat yang banyak yang selalu saja mereka ingkari. Karena pengingkaran inilah kemudian Allah Melaknat mereka, juga karena berbagai dosa yang mereka lakukan. Kisah tentang Bani Israil amat banyak dibahas dalam Al Qur’an. Khusus tentang penyebutan sifat dengki ini jelas ada di ayat-ayat berikut:

2:105. Orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar.

2: 213. Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

Kedengkian mereka yang terbesar adalah karena ternyata Nabi Terakhir yang sudah diberitakan di semua Kitab suci Allah sebelumnya ternyata bukan dari golongan mereka (Bani Israil), namun dari keturunan Nabi Ismail As, saudara tiri dari Nabi Ishaq As. Karena mereka selama ini mengklaim mereka adalah bangsa kesayangan Allah, selama berabad-abad mereka menyangka bahwa Nabi Mulia yang akan diutus terakhir sebagai Nabi seluruh ummat manusia pastilah dari kalangan mereka. Dendam kesumat inilah yang tak pernah berhenti sampai kapanpun. Dendam ini tidak hanya pada bangsa Palestina, sebab dendam ini berlatar belakang doktrin agama mereka yang telah menyimpang. Sebagai salah satu contoh, silahkan lihat artikel di Eramuslim ini berjudul: Rabbi Mordachi: Membunuh 1 juta Palestina syah (Senin 19 Januari 2009).

Wallahua’lam (SAN19012009)