PPKM: Kegilaan Level 4

Eramuslim.com

PPKM: Kegilaan Level 4

OLEHRACHLAND NASHIDIK

INSANITY is doing the same thing over and over again, but expecting different results.”  Melakukan hal yang sama berulang-ulang, tapi mengharap hasil berbeda, adalah kegilaan.

Bukan Albert Einstein, melainkan Rita Mae Brown yang menulis kalimat yang menjadi sangat populer dalam hampir empat dekade itu, dalam novelnya “Sudden Death” (1983).

Saya teringat padanya saat mendengarkan pengumuman pemerintah memperpanjang PPKM untuk ke empat kalinya.

Pada 3-20 Juli 2021, pemerintah memberlakukan PPKM darurat Jawa-Bali. Lalu diganti PPKM level 4 pada 21-25 Juli. Ini diteruskan hingga 2 Agustus 2021. Diteruskan lagi sampai nanti 9 Agustus 2021

Jokowi terus mengubah-ubah nama kebijakan. Dari PSBB, PSBB transisi, PSBB ketat, Pembatasan Sosial Berskala Mikro atau Kecil (PSBM/PSBK), Pembatasan Sosial Kampung Siaga (PSKS), PPKM Darurat, hingga kini: PPKM Level 4. Tujuh nama berbeda untuk kebijakan serupa.

Apakah hasilnya? Jauh dari kabar gembira. Pada 20 Juli 2021, tanggal dimana PPKM darurat berakhir, angka kematian adalah 1280 orang.

Kemarin, sehari sebelum PPKM Level 4 kembali diperpanjang, pada 1 Agustus 2021 jumlah kematian adalah 1604 orang. Untuk beberapa lama di antara tanggal tanggal itu, jumlah kematian dalam satu hari pernah mencapai 2000-an orang.

Sebenarnya, memang tak tersedia cukup alasan untuk sangat optimis. Namun, sejujurnya kita masih berharap: kebijakan pemerintah, dalam cara yang belum kita ketahui, kali ini akan benar-benar menyumbang pada upaya Indonesia menghindari spiral pandemi ( pandemic spiral). Itu adalah mimpi paling buruk: jebakan pandemi tak berkesudahan, dengan tingkat penyebaran virus dan kematian warga yang naik turun. Seperti permainan yoyo.

Negara Pariah

Presiden Jokowi bukan saja tak belajar dari pengalaman negara lain yang terbukti lebih maju menangani pandemi. Ia juga tak kelihatan telah belajar dari pengalaman atau kesalahannya sendiri.

Saat virus Corona pertamakali merebak di Wuhan, Cina, banyak negara di dunia buru-buru mengunci pintu perbatasannya. Presiden Jokowi sebaliknya.

Ia justru membuka lebar-lebar pintu Indonesia, bahkan menggelontorkan dana untuk promosi pariwisata dan merayu kunjungan turis, tak sedikit dari Cina.

Presiden mengulangi kesalahan ini, ketika dunia dikejutkan oleh serangan varian delta di India. Pintu perbatasan Indonesia lagi-lagi tak dikunci dari kedatangan turis India.

Pada kenyataannya, angka kasus Covid aktif kini melonjak tinggi. Pada hari PPKM Level 4 diperpanjang, ada hampir tiga setengah juta kasus aktif dengan positivity rate sekitar limaratus ribu orang dan angka kematian lebih dari sembilan puluh lima ribu jiwa.