Afghanistan Mulai Membubarkan Perusahaan Keamanan Swasta

Afghanistan mulai membubarkan perusahaan keamanan swasta yang beroperasi di negara itu, dengan menutup delapan perusahaan dan menyita lebih dari 400 senjata milik mereka, kata Kementerian Dalam Negeri Afghan pada Ahad kemarin (3/10)

Di antara delapan perusahaan yang dibubarkan adalah perusahaan kontroversial yang sebelumnya bernama Blackwater, kata juru bicara Presiden Hamid Karzai.

"Proses pembubaran delapan perusahaan keamanan swasta dan mengumpulkan senjata mereka telah dilaksanakan dengan sukses," kata Wahid Umir kepada wartawan.

"Beberapa perusahaan diantara yang dibubarkan adalah NCL, FHI, White Eagle, XE (sebelumnya Blackwater)," kata Umir.

Langkah ini merupakan bagian dari rencana ambisius Presiden Hamid Karzai untuk mengambil alih seluruh tanggung jawab keamanan Afghanistan dari pasukan asing pada tahun 2014.

Sejak dekrit Karzai pada bulan Agustus lalu, rencana ini telah disusun untuk proses yang diharapkan akan selesai pada akhir tahun, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Zemarai Bashary. PBB dan NATO yang dipimpin pasukan Bantuan Keamanan Internasional telah memberikan dukungan mereka, ia menambahkan.

"Kementerian dalam negeri sedang melaksanakan rencana ini dengan keseriusan dan ketegasan," katanya dalam konferensi reguler kepada pers.

Sasaran pertama adalah kelompok bersenjata ilegal yang beroperasi sebagai perusahaan keamanan swasta, perusahaan dengan ijin sementara dan mereka yang memberikan keamanan escort untuk pasukan asing dan telah terlibat dalam tindak pidana dan pelanggaran keamanan.

Pemerintah telah menutup sebuah firma keamanan Afghanistan dengan 75 karyawan, dan beberapa kelompok kecil yang menyediakan keamanan pengawalan untuk konvoi, kata Bashary.

Perusahaan keamanan dibebaskan bekerja di dalam lingkungan yang tertutup yang digunakan oleh kedutaan besar asing dan bisnis internasional dan bantuan organisasi amal.

Jenderal David Petraeus, komandan AS dan NATO di Afghanistan, mengatakan bulan lalu bahwa Karzai juga menyiapkan untuk memungkinkan perusahaan-perusahaan keamanan itu untuk beroperasi dari beberapa lokasi tetap, termasuk pembangkit listrik, untuk melanjutkan pekerjaan mereka.

"Rencana ini disusun dalam cara yang sedemikian rupa sehingga tidak menciptakan suatu celah keamanan, namun pada saat yang sama (kita bisa) membubarkan perusahaan keamanan swasta," kata Bashary.

Karyawan dari perusahaan keamanan swasta bisa bergabung dengan pasukan keamanan Afghanistan jika mereka mau, ia menambahkan.

Bashary mengatakan ia tidak memiliki perkiraan jumlah perusahaan keamanan swasta yang beroperasi di Afghan, tapi ada 52 terdaftar dengan pemerintah, setengah dari mereka adalah perusahaan asing.

Kabul memperkirakan hingga 40.000 Afghanistan dipekerjakan oleh perusahaan-perusahaan ini.(fq/aby)