Anti-Islam, Tokoh Evangelis AS Batal Diundang Pentagon

Pentagon membatalkan undangan untuk Franklin Graham, tokoh Kristen Evangelis di AS, yang sedianya diminta untuk memberikan khutbah dalam acara doa di Pentagon.

Pembatalan itu dilakukan karena Pentagon menuai kritik tajam dari banyak pihak, termasuk dari sebuah organisasi Islam karena Franklin Graham dikenal sebagai tokoh Evangelis yang suka melontarkan pernyataan anti-Islam. Franklin misalnya menyatakan bahwa Islam adalah agama kekerasan.

Dalam sebuah wawancara di CNN tahun 2009, Franklin mengatakan bahwa "true Islam" terlalu keras untuk bisa dipratekkan di AS. "Anda tidak boleh memukul isteri, tidak boleh membunuh anak jika anak Anda melakukan zina atau hal-hal yang Anda pikir sebagai perzinaan. Saya tidak setuju dengan ajaran Islam ini dan saya melihat agama Islam sebagai agama yang mengajarkan kekerasan," kata Franklin Graham dalam wawancara itu.

Pihak yang mengecam Pentagon karena telah mengundang Franklin mengatakan, tokoh Evangelis itu berpotensi menyampaikan pesan yang salah tentang Islam, apalagi saat ini AS sedang terlibat peperangan di sejumlah negara Muslim. Sementara Franklin Graham, dalam pernyataan resminya mengaku kecewa atas keputusan Pentagon.

"Tapi saya akan tetap berdoa, semoga Tuham membimbing dan melindungi mereka yang mengabdi pada negara ini (AS)," kata Franklin.

Terkait masalah ini, juru bicara Pentagon Kolonel Tom Collins mengatakan, pihaknya segera melakukan pembatalan setelah menyadari bahwa undangan terhadap Franklin Graham akan menimbulkan persoalan.

"Intinya, kehadirannya dianggap tidak tepat. Pernyataan-pernyataan Franklin tidak sejalan dengan tema yang ditekankan dalam acara doa di Pentagon, yaitu menekankan tentang keberagaman keyakinan," kata Kolonel Collins.

Di sisi lain, pihak The National Day of Prayer Task Force mengkritik pembatalan undangan terhadap Franklin. Mereka menilai keputusan Pentagon itu sebagai "tamparan atas kebebasan beragama dan kebebasan umat beragama," akibat tekanan dari kelompok tertentu, termasuk dari media dan pemerintah.

"Pentagon, yang mewakili sebuah kekuatan militer terkuat di dunia, ternyata meleleh seperti mentega dan membatalkan undang itu," kritik kelompok gugus tugas itu. (ln/arabnews)