Belanda Cemas Menanti Tayangan Film Anti-Al-Quran

Meski filmnya belum ditayangkan, pemerintah Belanda terus melakukan antisipasi dan meminta agar si pembuat film yang juga anggota parlemen Belanda, Geert Wilders tidak menayangkan film yang dikhawatirkan akan memicu kemarahan dunia Islam serta membahayakan kepentingan negeri Belanda di dunia internasional.

Menlu Belanda Maxime Verhagen hari Kamis (28/2) kemarin kembali mendesak Wilders agar tidak menayangkan film buatannya itu karena akan "membahayakan warga negara Belanda" yang tinggal di luar negeri dan mengancam kelangsungan bisnis negara Belanda di negara-negara Muslim.

"Saya sangat khawatir dengan kenyamanan dan keselamatan warga negara Belanda di luar negeri, " ujar Verhagen dalam sebuah acara yang membahas kemajuan negeri Belanda.

Kantor Berita Belanda, DPA melaporkan, desakan serupa juga disampaikan oleh rekan satu partai Verhagen, Pieter Van Geel yang menjabat sebagai ketua Partai Kristen Demokrat di Belanda.

Kekhawatiran pejabat pemerintah Belanda dan sejumlah politisi di negeri Kincir Angin itu cukup beralasan. Karena pada Kamis kemarin, kelompok Taliban sudah menyampaikan ancaman akan menjadikan anggota pasukan Belanda di Afghanistan sebagai target serangannya jika Wilders tetap menayangkan filmnya. Ancaman yang sama juga sudah disampaikan kelompok Al-Qaidah.

Geert Wilders, anggota parlemen Belanda dari kelompok partai ekstrim kanan ini memang terkenal dengan sikapnya yang anti-Islam. Ketidaksenangannya terhadap Islam tercermin dari pernyataan-pernyataannya yang sangat radikal tentang Islam.
Pada bulan Februari 2007, Wilders melontarkan pernyataan, "Jika Muslim Belanda tetap ingin tinggal di Belanda, maka mereka harus berani menyobek-nyobek kitab suci Al-Quran."

Wilders juga menyebut Nabi Muhammad Saw sebagai pelaku pelecehan seks terhadap anak-anak dan mengatakan bahwa al-Quran sama dengan buku Mein Kampf, buku yang ditulis oleh Adolf Hitler.

Belum puas dengan hinaan-hinaan itu, akhir tahun 2007 lalu, Wilders mengumumkan bahwa ia sedang membuat film tentang al-Quran. Menurut Wilders, al-Quran telah mengilhami banyak orang untuk tidak bersikap toleran, melakukan pembunuhan dan teror.

Pengumuman Wilders ini memicu polemik di kalangan pejabat pemerintah dan politisi di Belanda, meski gambaran film yang dibuat Wilders sendiri belum jelas. Namun melihat sikap Wilders yang sangat anti-Islam, ada keyakinan bahwa Wilders akan melakukan pelecehan terhadap kesucian al-Quran. Sebagian orang mengecam dan sebagian lagi menyatakan tidak perlu melarang penayangan film anti-Al-Quran yang dibuat Wilders, dengan alasan setiap orang bebas menyatakan pendapatnya.

Laporan Radio Netherlands bulan Januari kemarin menyebutkan, Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenende dan Menteri Dalam Negeri Guusje ter Horst serta Menteri Kehakiman Ernst Hirsch Ballin sempat beberapa kali mengadakan perundingan rahasia, membahas dampak yang mungkin muncul dari film anti Al-Qur’an itu.

Namun Wilders tidak peduli dengan seruan agar ia tidak menayangkan filmnya. Wilders malah meminta Menlu Belanda untuk "tidak ikut campur" dan ia menyatakan akan segera menayangkan film yang dibuatnya dalam beberapa hari mendatang. (ln/berbagai sumber)