Church Of England Manfaatkan Demam Harry Potter untuk Sebarkan Ajaran Kristen

Sukses buku dan film serial Harry Potter, menginspirasi Church of England untuk membuat semacam buku panduan agar anak-anak muda memanfaatkan moment itu untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran Kristen.

Panduan yang diberi judul "Mixing it up with Harry Potter" itu, memuat ide-ide untuk memanfaatkan buku-buku Harry Potter sebagai basis bagi pengajaran agama Kristen. Film-film Harry Potter dijadikan bahan diskusi yang dikaitkan dengan pilihan moral, kisah dalam buku-buku Harry Potter diambil intisarinya, untuk menunjukkan betapa kata-kata memiliki kekuatan dan pengaruh pada orang lain.

Target panduan itu adalah anak-anak usia 9-13 tahun dan akan dijual di gereja-gereja dan toko-toko buku. Panduan tersebut berisi 12 sesi yang berisi petunjuk berbagai aktivitas, termasuk diskusi. Isinya, mulai dari konsep keagamaan seperti pengorbanan dan pengampunan, sampai masalah-masalah sehari-hari seperti rasa takut dan kesombongan.

Surat kabar Daily Telegraph edisi Rabu (18/7) dalam artikelnya mengutip pernyataan seorang aktivis kepemudaan Gereja St Margaret di Rainham, Kent, Inggris bernama Owen Smith. Smith mengatakan, "Sesi-sesi itu disesuaikan antara peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam dunia Harry Potters dan teman-temannya, dengan dunia di mana kita sedang berupaya untuk lebih mendekatkan alkitab pada anak-anak muda. "

Penerbitan buku panduan itu sengaj memanfaatkan moment di mana para pecinta buku Harry Potter sedunia, menunggu peluncuran buku "Harry Potter and the Deathly Hallows" pada Sabtu (21/7) lusa. Buku ini akan menjadi buku terakhir serial karya penulis Inggris J. K Rowling.

Smith dan para pemuka gereja Church of England membela tuduhan kalangan Kristen Evangelical yang menuding buku-buku Harry Potter telah mengajarkan anak-anak tentang sihir dan hal-hal yang ghaib.

Meski demikian, banyak juga pemuka gereja yang memuji buku dan film-film Harry Potter, antara lain mantan Uskup Canterbury, Dr George Carey. Ia menyebut film Harry Potter sebagai film "yang sangat menghibur" dan memberi contoh tentang kebaikan dan kejahatan. (ln/iol)