Dexia Bank Tolak Biayai Pembangunan Pemukiman Yahudi

Setiap tindakan, meski kecil, untuk melawan penjajahan dan penindasan tak pernah sia-sia. Sebuah petisi yang dibuat oleh seorang aktivis perdamaian Palestina dan organisasi seniman di Belgia membuahkan hasil. Setelah menerima petisi itu, Bank Dexia-sebuah perusahaan patungan Belgia-Prancis-menolak memberikan permohonan pinjaman dana yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat.

Moayyad Affana, kordinator Forum Intelektual di kota Qalqilia, utara Tepi Barat dan kelompok Seniman Anti-Tembok Pemisah di Belgia berulangkali mengirimkan surat pada kelompok usaha Dexia agar tidak ikut membiayai pembangunan pemukiman Yahudi di tanah Palestina. Untuk itu, Affana menyampaikan rasa terimakasihnya pada organisasi seniman itu, yang telah membantu rakyat Palestina dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan bersimpati atas penderitaan rakyat Palestina di bawah penjajahan Israel.

Sementara Khaled Jaber, ketua Forum Intelektual di Qalqilia juga berterimakasih pada jaringan bank Dexia atas keputusannya untuk tidak memberikan pinjaman yang akan digunakan untuk membangun pemukiman Yahudi di Palestina. Kaber menyerukan institusi-institusi lainnya di Eropa untuk melakukan langkah yang sama, melakukan tekanan terhadap Israel agar menghentikan pembangunan pemukimannya di wilayah pendudukan.

Israel tentu saja tidak senang dengan keputusan Dexia Group. Seorang pejabat dewan kota Ramat Ha-Negev-kawasan pemukiman ilegal-Shmuel Rifman menyerukan agar semua dewan regional di Israel memboikot kelompok usaha Dexia. Anggota parlemen Israel, Uri Ariel dari Partai Persatuan Nasional juga meminta kementerian keuangan Israel agar mengambil tindakan terhadap Bank Dexia yang beroperasi di Israel.

Naturei Karta Dukung Gaza

Pada saat yang sama, anggota Neturei Karta-kelompok Yahudi Ultra-Ortodoks-menyatakan dukungannya terhadap warga Gaza. Empat orang anggota Neturei Karta berhasil masuk ke Gaza akhir pekan kemarin bersama 100 aktivis perdamaian yang dijinkan masuk ke Gaza untuk menggelar peringatan satu tahun agresi Israel ke Gaza.

Kedatangan mereka disambut warga Gaza yang mayoritas Muslim. Pihak Hamas yang saat ini berkuasa di Gaza mengatakan bahwa mereka tidak membenci orang-orang Yahudi tapi menolak kebijakan-kebijakan keji Yahudi Israel terhadap rakyat Palestina.

Rabbi Yahudi Neturei Karta di New York, Yisroel Dovid Weiss mengatakan, "Warga Gaza harus memahami bahwa tragedi buruk berupa agresi brutal Israel ke Gaza tahun 2006 lalu tidak sejalan dengan keyakinan yudaisme."

Neturei Karta adalah kelompok Yahudi Ultra Ortodoks yang menentang pembentukan negara Israel di atas tanah Palestina pada tahun 1948. Mereka beranggapan, pembentukan negara Israel itu bertentangan dengan ajaran agama Yahudi yang meyakini hanya Messiah yang akan membentuk negara Israel dan bukan orang-orang Yahudi Zionis. (ln/IMEMC)