Di California, Mahasiswa Mata-matai Dosen, Dapat Hadiah

“Jika anda mempunyai dosen yang cenderung sering berbicara tema “ekspansi militer AS ke Irak, Presiden George Bush, Partai Demokrat, dan tema-tema ideologi lainnya yang tidak terkait dengan kurikulum mata kuliah. Bantu kami untuk menyampaikan informasi tentang dosen tersebut, dan kami akan membayar anda.” Seperti inilah informasi yang bernada penawaran berhadiah yang dikeluarkan para alumni Universitas California, Los Angeles, Amerika, kepada para mahasiswa yang belajar di sana.

Mereka membuat proyek “Mengusir Dosen Radikal”, seperti disebutkan oleh harian The Guardian, terbitan Inggris pada edisi Jum’at (20/1). Menurut The Guardian, kampus California telah menyediakan upah mencapai 100 dolar US kepada mahasiswa yang ingin memberikan informasi sesuai keinginan. Upah itu bisa didapat bila si mahasiswa memiliki kaset rekaman berisi pembicaraan dosen dalam kelas yang terkait dengan tema-tema tertentu yang bernada mengkritik pemerintah AS.

Melalui situsnya, Universitas California juga mendeklarasikan 30 nama dalam daftar hitam yang berisi nama dosen sejarah dan kajian ilmu politik di universitas tersebut. Keseluruh dosen tersebut, dinyatakan kini mendapat perhatian khusus karena membicarakan tema mengkritik pemerintah. Menurut The Guardian, pihak universitas memberi hadiah beragam terkait informasi yang disampaikan mahasiswa. Jika si mahasiswa tidak bisa memberi bukti kaset suara yang merekam pembicaraan dosen, ia mungkin hanya menerima sekitar 50 dolar saja. Dan jika si mahasiswa tidak bisa memberikan informasi detail tentang waktu dan tempat pengajaran ketika sang dosen mengkritik, si mahasiswa mungkin hanya memperoleh 10 dolar saja.

Proyek seperti ini mendapat reaksi keras dari sejumlah dosen bahkan sebagian pihak universitas sendiri. Mereka menegaskan menolak proyek tersebut dan menyatakan akan mengundurkan diri bila tuntutan penghapusan proyek memata-matai dosen itu tidak dihentikan. Sebagian dosen menyebut langkah ini dengan apa yang pernah dilakukan AS di tahun 50-an, saat pemerintah menuding rakyat berafiliasi pada komunisme tanpa bukti yang kuat. Namun hingga saat ini, pihak universitas masih bersikeras melangsungkan aksi spionase dosen ini.

Dalam situsnya di internet, mereka bahkan secara khusus menuliskan prinsip mereka untuk membubarkan “jaring kerjasama dengan dosen universitas yang menolak perang AS atas Irak, mahasiswa Muslim ekstrim, yang bisa menjadikan kampus sebagai pusat organisasi besar menolak perang melawan terorisme.”

Kegiatan spionase mulai dimunculkan sejak adanya sejumlah laporan di berbagai media masa tentang kebabasan beraktifitas di dalam kampus. Sebab, pada Februari 2004, mahasiswa Muslim menyelenggarakan seminar tentang Islam di Universitas Texas. Para mahasiswa Muslim lalu menuding intel militer AS melakukan spionase terhadap acara seminar dan bahkan meminta nama-nama mahasiswa yang hadir dalam seminar tersebut. (na-str/iol)