Hamas Bicara Pada Publik Israel

Gerakan Perlawanan Hamas melakukan langkah yang tidak lazim dengan menyerukan kepada publik Israel agar menekan pemerintahan Ehud Olmert guna melakukan perundingan dengannya untuk membebaskan serdadu Israel yang ditawan, Ghilad Shalit. Hamas menegaskan, tuntutannya untuk menukar tawanan adalah “manusiawi dan adil.”

Dalam pernyataan yang ditujukan kepada publik Israel, mulai dari intelektual, wartawan, penulis, lembaga-lembaga kemasyarakatan, organisasi perdamaian dan para pekerja di bidang HAM, Hamas mengatakan, “Perundingan adalah jalan keluar satu-satunya untuk penyelesaian masalah serdadu Israel dan solusi yang menjamin kehidupannya, menjamin dia bisa kembali dengan selamat ke keluarganya. Tuntutan kami ini sangat manusiawi dan adil.”

Pernyataan yang dikeluarkan Sabtu (8/7) ini menyatakan bahwa seruan ini dilakukan setelah pemerintah Israel menutup semua pintu perundingan untuk pembebasan serdadunya yang ditawan pejuang Palestina. Israel justeru menempuh jalan kekerasan, menumpahkan darah dan melakukan pembantaian terhadap warga sipil Palestina yang tidak berdosa.

Hamas menegaskan, aksi penawanan serdadu Israel terjadi dalam sebuah pertempuran militer antara pejuang Palestina dengan militer Israel. Artinya, penawanan yang dilakukan pejuang Palestina adalah perbuatan yang sah, sesuai dengan hukum internasional dan etika militer yang dipakai di seluruh negara-negara dunia.

Tuntutan yang Adil

Seruan ini menambahkan bahwa Hamas dan faksi-faksi perlawanan Palestina lain yang berpartisipasi dalam aksi militer ini dari awal telah membuka semua pintu perundingan bagi pemerintah penjajah Israel. Tujuannya adalah untuk mewujudkan solusi damai bagi masalah ini, yang menjamin pengembalian serdadu yang ditawan kepada keluarganya dengan selamat, dengan imbalan Israel memenuhi tuntutan adil yang pernah diajukan perlawanan Palestina.

Tuntutan itu, tegas Hamas, “Meliputi pembebasan tahanan anak-anak Palestina di bawah usia 18 tahun, pembebasan seluruh tahanan wanita, yang sedang sakit dan yang telah menjalani masa penahanan yang cukup lama, yang hingga kini masih terus dipertahankan pemerintahan Olmert sebagai jaminan tanpa landasan hukum yang benar.”

Hamas menambahkan, “Dunia telah menyaksikan bagaimana salah seorang tahanan wanita kami melahirkan anaknya, beberapa minggu yang lalu di penjara al-Ramleh, sedang dia terikat tangan dan kakinya. Apakah orang-orang yang memiliki nurani dan perasaan kemanusiaan rela dengan ini semua?”

Gerakan Hamas dan faksi Palestina lain telah meminta Israel membebaskan seribu tahanan wanita dan anak-anak Palestina dengan imbalan pembebasan serdadunya yang ditawan. Israel memberikan tangguh untuk menjawab tuntutan ini, namun pemerintah Olmert dari awal telah menolak tuntutan ini dan menyatakan menolak prinsip perundingan atas dasar ini.

Hamas menegaskan, “Kami tidak menuntut sesuatu yang mustahil, atau mendorong masalah ini ke arah yang lebih biadab sebagaimana yang dilakukan militer Israel dengan melakukan pembunuhan dan pembantaian warga sipil. Kami bersedia untuk mencapai kesepakatan bersama dan kerelaan sebagai upaya sungguh-sungguh untuk mengakhiri masalah ini. Untuk itu, tidak akan ada pembebasan tawanan kecuali sesuai prinsip utama ini.”

Propaganda Penyesatan

Gerakan Hamas menyatakan pemerintah Zionis Israel sengaja melakukan kampanye penyesatan untuk mengaburkan dan mendistorsikan tuntutan kemanusian yang sah bagi pejuang perlawanan Palestina yang menawan serdadu Zionis Israel dalam peperangan. Hamas mengatakan, “Propaganda dilakukan dengan tujuan untuk mengalihkan jawaban atas tuntutan yang manusiawi ini. Sengaja dimunculkan opini bahwa pejuang yang menawan lawan mereka adalah para penculik dan bukan pejuang yang mengajukan tuntutan kemanusiaan yang sah.”

Untuk itu, Hamas menyerukan kepada para intelektual Israel dan seluruh organisasi perdamaian untuk meneriakkan suara mereka dan “mengekspresikan apa yang ada dalam benak keluarga serdadu yang ditawan, terutama mayoritas masyarakat Israel belakangan telah mengungkapkan keinginan mereka tentang pentingnya melakukan perundingan dengan perlawanan Palestina.”

Hamas juga menyerukan kepada keluarga serdadu Israel yang ditawan bahwa penawan Ghilad Shalit telah sesuai dengan etika hukum perang yang dipakai seluruh negara di dunia. Korban diperlakukan secara baik, manusiawi, sesuai dengan moral dan rambu-rambu agama Islam. Hamas mengatakan, “Oleh karena itu, sikap meremehkan yang ditunjukkan Olmert terhadap nyawa Ghilad adalah menjadi tanggungjawabnya. Kami tidak menuntut kecuali pembebasan anak-anak dan wanita yang dikurung di penjara Olmert dan Peretz (Menhan Israel).” (was/iol)