India Khawatir Serangan Teroris Saat Kunjungan Obama

India mengingatkan AS akan kemungkinan terjadi serangan saat kunjungan Presiden AS Barack Obama ke negeri itu, yang dijadwalkan awal bulan November mendatang.

Menteri Dalam Negeri India Gopal Pillai pada jaringan televisi CNN-IBN hari Rabu (27/10) mengungkapkan, negaranya kini sedang waspada untuk mencegah serangan kelompok militan Kashmir pada saat kedatang Obama. India tidak ingin peristiwa yang terjadi tahun 2000, ketika Presiden AS Bill Clinton datang ke India, terulang lagi, Ketika itu terjadi serangan yang menewaskan 35 orang Sikh dan India menuding pelakunya para militan Kashmir.

"Kami takut serangan semacam itu terjadi lagi, banyak warga sipil yang tewas," kata Pillai.

"Mereka (kelompok separatis) ingin melihat apakah jika mereka melakukan tindak spektakuler, mereka akan mendapatkan perhatian dari masyarakat dunia," sambungnya.

Obama berencana berkunjung ke India awal November mendatang ditengah kekecewaan India terhadap AS terkait serangan teroris di Mumbai tahun 2008 lalu yang menewaskan 166 orang. India kecewa pada sikap AS yang tidak segera memberikan informasi intelijennya soal rencana serangan itu.

Pillai mengatakan, Washington tidak memberikan informasi lebih dini tentang David Headley, warga negara AS yang terlibat dalam serangan di Mumbai, padahal intelijen AS sudah mendapatkan informasi bahwa Headley pergi ke India untuk melakukan pemantauan. Headley akhirnya memang tertangkap dan diadili dengan sejumlah dakwaan terorisme terkait tragedi Mumbai.

Bagi India, kelompok militan Muslim di Kashmir merupakan ancaman bagi keamanan mereka, karena dianggap sering melakukan serangan di India atau ke kepentingan-kepentingan India di luar negeri.

Perlawanan di Kashmir tidak lepas dari penindasan yang dilakukan pemerintah India terhadap warga Kashmir yang mayoritas Muslim. India menguasai sebagian wilayah Kahsmir sejak tahun 1947, sementara sebagian Kashmir lainnya diakui oleh negara Pakistan. (ln/yn)