Inilah Kecaman Keras PM Turki untuk Rezim Diktator Suriah

Hubungan Turki-Suriah yang sebelumnya erat dan mesra kini mulai goyah. PM Turki Recep Tayyep Erdogan pada Ahad (8/8) kemarin mengeluarkan sikap dan kecaman keras atas tindakan brutal dan tidak manusiawi rezim Assad di Suriah dalam merespon gelombang demonstrasi rakyatnya yang melanda hampir di semua wilayah negara itu.

Dalam sebuah acara buka bersama yang digelar oleh sebuah Badan Amal Sosial di Istanbul, Erdogan menegaskan jika kesabaran negaranya terhadap apa yang dilakukan oleh rezim Assad terhadap rakyatnya di Suriah sudah mulai habis.

Erdogan juga menuntut agar Damascus segera menghentikan segala bentuk kekerasan, serangan, dan kontak senjata terhadap rakyat sipil.

"Sejak awal, kami telah mengikuti gejolak tuntutan rakyat Suriah. Sejak awal pula, kami telah memperingatkan pihak Suriah untuk mendengar tuntutan rakyatnya. Kami kira mereka akan memiliki kuping untuk mendengarkan nasehat. Tapi ternyata tidak. Dan hari ini, kami telah sampai pada ujung batas kesabaran kami," kata Erdogan sebagaimana dilansir situs berita Alhayat (8/8).

Ditambahkan oleh Erdogan, bahwa hati yang mana, akal yang mana yang akan sanggup menerima dan membiarkan apa yang terjadi di Hamat dan kota-kota Suriah lainnya, ketika tentara rezim membantai ratusan rakyat mereka yang tanpa dosa.

"Apalagi, semua itu terjadi di hari-hari bulan Ramadhan," kata Erdogan.

Diterangkan oleh Erdogan, pihaknya akan secara khusus mengutus Mnteri Luar Negerinya untuk menyampaikan pesan penting tersebut ke Damascus.

"Menteri Luar Negeri kami akan datang ke Damascus menyampaikan pesan terakhir dari kami untuk rezim Assad. Setelah itu, sikap Turki terhadap Suriah akan bergantung pada sejauh mana Suriah merespon pesan yang kami bawa," kata Erdogan.

Di samping itu, PM Erdogan juga memperingatkan Presiden Assad akan nasib yang menimpa sejawatnya (Mantan Presiden Mesir) Hosni Mubarak. "Dulu dia (Mubarak) memerintah rakyat dengan sistem terali besi. Tapi pada akhirnya, beberapa hari yang lalu dia disidang oleh mahkamah rakyat di balik terali besi pula".

Selain dari PM Erdogan, kecaman terhadap brutalisme rezim Assad juga datang dari Presiden Turki dan Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu, selain dari Liga Arab dan PBB.

Beberapa pengamat politik Timur Tengah menilai, Assad telah merugi sebab "teman terbaik"nya (yaitu Turki) kini mulai berpaling dan meninggalkannya, bahkan mengecamnya. Suriah-lah yang banyak membutuhkan Turki, bukan sebaliknya.

Para pengamat juga menilai, masa sisa usia rezim Assad di Suriah tidak akan lama lagi. Tindakan brutal dan barbar yang dilakukan mereka terhadap rakyatnya justru akan menjadi penghancur bangunan rezim itu sendiri. (ags/hyt)