Israel Lancarkan Tiga Kali Serangan ke Gaza, Al-Zahar Pertanyakan Konsep Dua-Negara

Militer Israel melancarkan tiga kali serangan pada Kamis (6/4) tengah malam ke Jalur Gaza. Juru bicara militer Israel mengatakan, helikopter-helikopter mereka melakukan tiga serangan, dua serangan diarahkan ke dua kantor di Bait Lahya tempat bertemunya para pejuang Brigade Martir al-Aqsa saat menyusun rencana serangan roket ke Israel dan satu serangan ke sebuah landasan helikopter di kota Gaza.

Serangan ke Jalur Gaza merupakan serangan balasan Israel atas Palestina. Menurut juru bicara Israel, sebelumnya para pejuang Palestina menembakan enam roket ke wilayah selatan Israel. Satu roket menghantam desa Sderot, namun tidak menyebabkan kerusakan. Sementara roket lainnya menghantam sebuah pabrik di Ashakelon dan menyebabkan kebakaran.

Menteri Palestina Dibebaskan

Sementara itu menteri kabinet Palestina yang ditangkap oleh polisi Israel di Yerusalem pada Kamis kemarin, sudah dibebaskan. Khaled Abu Arafa, menteri urusan Yerusalem ditangkap polisi Israel ketika sedang dalam perjalanan ke kantornya di Izzariya, daerah pinggiran Yerusalem ketika ia hendak membuka kantornya di wilayah itu.

Juru bicara militer Israel mengatakan, menteri dari Hamas itu ditangkap sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat. Ia tidak diinterogasi sama sekali dan dibebaskan pada pukul 14.00 pada hari yang sama.

Situs harian Haaretz, mengutip keterangan sejumlah aparat keamanan Israel mengatakan, Abu Arafa ditangkap karena sebagai pemegang kartu identitas Israel, dia dilarang memasuki wilayah otoritas Palestina.

Juru bicara kabinet Palestina, Ghazi Hamad mengatakan, Israel sedang merongrong kerja pemerintah Palestina. "Penangkapan terhadap seorang menteri kabinet membuktikan kesalahan argumen Israel yang katanya menginginkan perdamaian," kata Hamad.

Konsep Dua Negara

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Palestina Mahmoud Al-Zahar kembali mempertanyakan konsep ‘Dua-Negara’ yang diusulkan oleh tim Kuartet yang memediasi masalah Israel-Palestina, yaitu PBB, Uni Eropa, Rusia dan AS.

Pada surat kabar Inggris Times Al-Zahar mengatakan,"Ayo kita bicara soal apa makna dari solusi dua-negara. Kami akan bertanya pada mereka, apa konsep mereka dan apa dasar yang mereka gunakan dalam mengajukan solusi dua-negara."

Sebelumnya, Al-Zahar membantah telah mengajukan usulan itu pada suratnya ke Sekjen PBB Kofi Annan. Ia malah menantang tim kuartet, bagaimana respons tim tersebut atas pertanyaannya tentang konsep dua-negara serta melihat bagaimana reaksi rakyat Palestina.

"Kami sedang membicarakan persoalan itu di dewan legislatif dan setelah itu kami mungkin akan meminta pendapat umum dari rakyat Palestina," tegas Al-Zahar. (ln/aljz)