Istanbul Gelar Muktamar Tahunan Gerakan Said Nursi

Ahad (3/10) kemarin, kota Istanbul menjadi tuan rumah muktamar internasional tahunan mendiang ulama besar Turki yang murid, jemaat, dan gerakannya tersebar di seluruh pelosok dunia: Syaikh Badi’uz Zaman Sai’d Nursi. Muktamar internasional Nursi kali ini adalah yang ke-9 kalinya, dengan membawa tema "Eksistensi Ilmu, Iman, dan Etika dalam Meretas Masa Depan Kemulaiaan Manusia di bawah Naungan Kitab Rasail Nur".

Muktamar kali digelar di stadion Sinan Ardim, Istanbul, dengan dihadiri lebih dari 250 tokoh Muslim dunia dari 40 negara, termasuk beberapa tokoh terkemuka Turki semisal Bulent Aricn, Mantan Ketua Parlemen Turki yang kini Wakil Perdana Menteri, juga Husein Celik, Menteri Negara dan Anggota Parlemen dari AKP.

Dalam sambutannya, Aricn mengatakan bahwa Nursi adalah salah satu tokoh terbesar Turki pasca masa republik (Turki modern). Nursi dan kitab karangannya yang monumental, Rasail Nur (Surat-Surat Cahaya), telah berjasa menjaga dan melestarikan nilai-nilai etik yang tinggi dan menjaga identitasnya di tengah gelombang kebebasan dan sekulerisme yang ekstrim di masa pemerintahan Kemal Ataturk.

Sementara itu, Celik menyebut Nursi sebagai lambang dan simbol persaudaraan. Nursi, yang berasal dari etnik Kurdi-Turki, mengajarkan persaudaraan dan cinta kasih antar sesama umat manusia, yang tidak terbatas oleh ras dan sekat-sekat primordialisme lainnya.

Ditambahkannya, demi menebarkan ajarannya itu, Nursi harus menembusnya dengan berbagai macam derita dan nestapa: ia pun ditangkap, disiksa, dipenjara, dan diasingkan oleh rezim Ataturk.

"Tapi lihatlah: mereka yang dahulu menyiksa dan mengerdilkan Nursi, kini justru berada pada tempat sampah sejarah. sementara itu, Nursi, justru kekal dan ajarannya didengarkan, diajarkan, diamalkan, dan didakwahkan oleh jutaan pengikutnya," kara Celik. (AGS/db)