Jamaah Haji Tunanetra Asal India: Al-Quran adalah Penerang Saya

Di antara 157.000 jamaah haji asal India, ada dua jamaah haji yang tunanetra. Tapi kedua jamaah haji itu tetap semangat untuk menyelesaikan semua ritual haji meski harus dibantu oleh orang lain.

Hatam Ali, 60, asal Faridabad, negara bagian Haryana, India adalah seorang tunatera total sehingga harus dibantu orang lain selama menjalankan ibadah haji di tanah suci. Sedangkan Abdul Razak Bhatt,44, asal Kashmir, menderita kebutaan parsial dan cukup didampingi oleh kerabatnya yang ikut berhaji.

"Dia tidak perlu dituntun seperti Hatam Ali. Ali perlu dituntun sepanjang waktu yang tenaganya disediakan oleh Konsul Jenderal India, saat jamaah haji mulai bergerak ke Mina," kata Dr. Nadeem Shiddiqui dari misi kesehatan India di Makkah.

Ali sudah buta sejak lahir. Ia bercerita, dua kakak laki-laki dan dua adik laki-lakinya yang telah membantu sehingga ia bisa menunaikan ibadah haji.

"Mereka meminta saya untuk ibadah haji dan membayarkan semua biayanya," kata Ali yang sangat berterimakasih atas kemurahan hati saudara-saudaranya.

"Saya punya satu adik perempuan. Suaminya tidak begitu bagus kondisi keuangannya, tapi saudara-saudara lelaki saya berjanji, juga akan membayarkan biaya haji untuknya tahun depan," tutur Ali.

Meski cacat, Ali mengaku selalu pasrah dan berserah diri pada Allah swt yang membuatnya jalannya terasa selalu terang. "Dengan sinar dan tuntutan Al-Quran, tidak akan ada kegelapan," katanya yang sudah menghapal al-Quran sejak usia 15 tahun.

Ketika ditanya apakah ia sudah menikah dan berapa anaknya sekarang. Laki-laki berusia 60 tahun itu dengan mimik lucu menjawab,"Siapa yang mau menikah dengan saya?"

Selama di tanah suci, rekan-rekannya satu apartemen-lah yang membantu Ali. "Orang-orang baik ini yang menjaga saya," ujarnya.

Ditanah airnya, Ali kerap mengajar al-Quran pada kerabat-kerabatnya yang lebih muda. Ia menyatakan, saat kembali nanti, ia akan mulai mengajar al-Quran pada anak-anak di sekitar tempat tinggalnya.

Ditanya pesan dan nasehat apa yang ingin ia sampaikan untuk orang lain. Ali berkata,"Saya hanya bisa berdoa dan berharap kebaikan bagi semua orang." Kalau, nasehat, Ali hanya mengatakan bahwa seorang Muslim harus mengikuti al-Quran dan Sunnah.

Seperti jamaah haji lainnya, Ali juga akan membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang, seperti kurma, sajadah, tasbih dan tentu saja air Zam Zam.

"Saya akan mengambil air Zam Zam di bandara Delhi saat kembali ke tanah air. Aturan yang cukup baik, yang untuk pertama kalinya diberlakukan oleh orang-orang konsulat," sambungnya. (ln/arabnews)