Kedubes Denmark di Tehran Dilempari Bom Molotov

Kedutaan besar Denmark di Tehran, Iran menjadi sasaran pelemparan batu dan bom molotov para pengunjuk rasa yang marah atas penayangan video berisi kartun-kartun yang melecehkan Nabi Muhammad saw oleh televisi Denmark.

Peristiwa itu terjadi pada Selasa (10/10) malam. Polisi anti huru hara berjaga-jaga agar para pengunjuk rasa tidak masuk ke kompleks kedutaan, tapi tindakan para pengunjuk rasa melemparkan molotov ke arah dinding dan taman kedutaan tidak bisa dicegah. Mereka menuntut agar kedutaan besar Denmark ditutup.

Tidak diketahui berapa kerugian yang diderita kedutaan besar Denmark dalam peristiwa itu. Aparat kepolisian juga tidak melakukan penangkapan dan tidak terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan.

Sejak televisi Denmark menayangkan cuplikan hasil rekaman video amatir yang menampakkan gambar-gambar kartun Nabi Muhammad saw, kecaman dan protes ditujukan ke pemerintah Denmark.

Video tersebut dibuat oleh Martin Rosengaard Knudsen, dan awalnya diposting dalam sebuah situs internet. Knudsen adalah anggota sayap kepemudaan Danish People’s Party (DPP) dan anggota organisasi seniman Defending Denmark.

Ia mereka merekam kegiatan anggota sayap kepemudaan DPP-partai kiri di Denmark yang anti imigran- di sebuah kamp musim panas, di mana para pemuda tersebut menggelar lomba menggambar kartun Nabi Muhammad saw. Salah satu kartun yang diperlihatkan dalam video itu bergambar unta dengan kepala Nabi Muhammad saw yang sedang minum bir. Di kartun lainnya, Nabi Muhammad saw digambarkan sebagai seorang ‘teroris’ mabuk yang menyerang Kopenhagen.

Setelah muncul kecaman dan protes, video yang kontroversial itu tidak lagi diposting di internet. Kelompok Defending Denmark menyatakan gembira video itu sudah menimbulkan kericuhan.

Pada tahun 2005 lalu, Denmark menjadi sasaran kemarahan umat Islam sedunia setelah surat kabar Jyllands Posten yang terbit di negara itu mempublikasikan kartun-kartun yang menghinakan Nabi Muhammad saw. Dan kini, kasus kartun terulang kembali, umat Islam di berbagai belahan dunia mulai menunjukkan ketidaksenangannya. (ln/aljz)