Kelakuan Tentara AS di Irak, "Menyamar" agar Bisa Keluar dari Barak

Bulan Agustus kemarin, pemerintah AS mengumumkan bahwa mereka telah mengakhiri misi perang di Irak setelah tujuh tahun menginvasi dan menjajah Negeri 1001 Malam itu. AS pun menarik pasukannya dan menyisakan 50.000 tentaranya di Irak dengan dalih mereka ditugaskan untuk memberikan saran soal pengamanan dan melatih pasukan keamanan Irak.

Tapi belakangan muncul laporan yang mengindikasikan bahwa tentara-tentara AS itu masih bebas berkeliaran di kota-kota besar di Irak, seperti Baghdad, tanpa didampingi tentara Irak. Untuk mengelabui masyarakat, tentara-tentara AS itu dilaporkan mengenakan seragam militer dan menggunakan kendaraan militer milik angkatan bersenjata Irak. Tindakan tentara AS ini jelas melanggar kesepakatan yang telah dibuat antara Washington dengan Baghdad.

"Kami, rakyat Irak tidak bisa menerima kehadiran pasukan asing di tanah milik tentara kami ini. Kehadiran mereka menohok rasa nasionalisme kami, itulah sebabnya kami sangat senang jika pasukan-pasukan asing itu meninggalkan Irak," kata Juru Bicara Pemerintah Irak, Ali Al-Dabbagh.

Terkait sisa tentara AS yang masih tinggal di Irak, Deputi Kementerian Dalam Negeri Irak Adnan Al-Asadi mengatakan bahwa AS dan Irak sudah menyepakati bahwa pasukan AS harus berada dalam barak mereka dan tidak boleh berkeliaran di tengah kota kecuali mendapat izin dari pemerintah Irak dan harus didampingin oleh tentara Irak.

"Jika pasukan AS keluar dari barak tanpa izin, jelas itu merupakan pelanggaran," ujar Asadi.

Rakyat Irak memprotes kehadiran militer AS dan keterlibatan mereka dalam operasi-operasi militer di AS yang menimbulkan korban di kalangan warga sipil. Sejak invasi AS ke Irak tahun 2003 lalu, warga sipil Irak yang tewas mencapai 655.000 orang. Rakyat Irak menuntut agar sisa pasukan asing yang ada di Irak segera ditarik seluruhnya. Sementara AS berjanji akan memulangkan semua pasukannya di Irak pada tahun 2011/ (ln/prtv)