Kelompok Bersenjata Irak Sandera 14 Tentara, Tuntut Pembebasan Tahanan Perempuan

Sebuah kelompok bersenjata Irak yang menamakan diri “Negara Islam Irak” menyatakan telah menangkap 14 tentara dan polisi Irak. Mereka mengancam akan membunuh seluruh tawanan itu, bila tuntutannya tidak diindahkan oleh pemerintah Irak.

Dalam pemberitaan melalui situs internet, mereka menegaskan agar pemerintah Irak membebaskan seluruh tawanan perempuan yang ada dalam penjara Irak. Dalam situs tersebut, mereka juga menampilkan rekaman video klip yang menggambarkan keempat belas tawanan itu.

"Kami memberi waktu pada PM Nouri Maliki 72 jam untuk segera memenuhi tuntutan kami. Bila tidak, kami akan melaksanakan hukuman Allah atas mereka, ” demikian ancaman para penculik itu.

Para penyandera juga menuntut pemerintah menyerahkan orang-orang yang terlibat dalam pemerkosaan Shabirin Jenabi beberapa waktu lalu. Juga, menyerahkan semua orang-orang yang membunuh dan menangkap keluarga mereka di Talfar serta terlibat dalam sejumlah kasus pemerkosaan saudara-saudara perempuan mereka di sana.

Kelompok ini mengaku bahwa operasi penangkapan berada di bawah perintah Syaikh Abu Umar Al-Baghdadi, yang juga menjadi pemimpin Negara Islam Irak (Daulah Iraq Islamiyah). Organisasi ini mulai muncul di Irak pada bulan Desember 2005. Mereka menyebutkan langsung keterkaitannya dengan organisasi Al-Qaidah, sayap Irak, yakni Abu Mushab Az-Zarqawi yang konon telah dibunuh AS pada Juni 2006.

Sementara itu, sebuah jembatan di dekat kota Baquba, distrik Dayali di Timur Laut Baghdad hancur oleh ledakan bom. Belum diketahui apakah ledakan jembatan ini menelan korban jiwa atau tidak. Tapi menurut informasi, ledakan terjadi karena bom yang diletakkan dalam sebuah mobil yang kemudian ditabrakkan ke salah satu bagian jembatan.

Peledakan jembatan ini, merupakan peristiwa yang kedua kalinya dalam dua hari terakhir. Sebelumnya jembatan yang menghubungkan wilayah Halah dan Mahmudiya, Selatan Irak, juga hancur oleh sebuah bom yang dibawa seseorang. Ledakan itu menewaskan tiga orang pasukan AS dan melukai enam orang dari mereka. Jumlah pasukan AS yang meninggal pun menjadi 3.500 orang sejak kehadiran AS di tahun 2003. (na-str/ikhl, albwb)