Kontroversi Fatwa Arab Saudi Tentang Ikhwanul Muslimin

Eramuslim.com – Dewan Ulama Senior Arab Saudi menyatakan dalam fatwanya bawah Ikwanul Muslimin adalah organisasi yang sesat dari agama. Fatwa ini pun memicu kontroversi di kawasan Timur Tengah.

Ternyata, fatwa tentang Ikhwanul Muslimin di Arab Saudi bukan kali pertama. Hanya saja, ada perbedaan yang mencolok. Mengutip kitab Fatwa Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts wa Al-Fatwa, sebuah kitab kompilasi dari Komisi Fatwa dan Kajian dari Dewan Ulama Senior Arab Saudi, dalam fatwa nomor 6250 disebutkan sebagai berikut:

أقرب الجماعات الإسلامية إلى الحق وأحرصها على تطبيقه: أهل السنة: وهم أهل الحديث، وجماعة أنصار السنة، ثم الإخوان المسلمون, وبالجملة فكل فرقة من هؤلاء وغيرهم فيها خطأ وصواب، فعليك بالتعاون معها فيما عندها من الصواب، واجتناب ما وقعت فيه من أخطاء، مع التناصح والتعاون على البر والتقوى. وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.

“Kelompok Islam yang paling dekat dengan kebenaran dan paling konsisten mempraktikkannya dari Ahlussunnah Wal Jamaah adalah para ahli hadits, Jamah Anshar Sunnah, kemudian Ikhwanul Muslimin. Secara umum, setiap kelompok dari mereka ada benar dan salah, maka Anda harus bekerja sama selama mereka benar dan menjauh jika mereka salah, dengan tetap menasihati dan bekerja sama dalam kebaikan. Semoga Allah memberikan taufik dan shalawat bagi Nabi kita, Muhammad SAW.”

Fatwa ini ditandangani ketua Lajnah Ad-Daimah saat itu, yakni Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, wakil ketua Syekh Abdurrazzaq Afifi, dan anggota yang terdiri atas Abdullah bin Ghadyan dan Abdullah bin Qu’ud.

Sementara itu, pada Rabu (11/11) lalu Dewan Ulama Senior Arab Saudi menyebut, Ikhwanul Muslimin adalah kelompok teroris dan tidak mewakili nilai-nilai Islam yang sebenarnya. Dewan yang diketuai Syekh bin Abdul Aziz bin Abdullah Alu as-Syaikh tersebut menggambarkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok sesat yang merusak hidup berdampingan di dalam negara. Kelompok ini dikatakan sering menimbulkan hasutan, kekerasan, dan terorisme.

“Kelompok itu mengejar tujuan partisannya dalam upaya  merebut lebih banyak kekuasaan untuk dirinya sendiri dan melakukannya di bawah kedok agama,” jelas Dewan Ulama Senior Arab Saudi dilansir Arabnews, Kamis (12/11).