Kunjungan Peres ke Korsel Disambut Spanduk "Shimon Peres Pembunuh"

Para pengunjuk rasa mengecam Presiden Israel Shimon Peres sebagai pembunuh sewaktu mereka berunjuk rasa pada hari Kamis ini (10/6) di ibukota Korea Selatan sewaktu Peres mengadakan pembicaraan dengan pimpinan Korea Selatan Lee Myung-Bak.

Sekitar 50 aktivis berkumpul di luar kedutaan Israel untuk memprotes serangan brutal pasukan Israel pada pekan lalu terhadap kapal yang membawa bantuan kemanusiaan yang mencoba untuk memecahkan blokade atas jalur Gaza.

Beberapa demonstran merusak bendera Israel dengan menyiraminya dengan warna merah darah. Empat batalyon polisi anti kerusuhan bersiaga penuh, mengantisipasi apabila terjadi bentrokan.

"Kami di sini untuk mengecam pemerintah Lee Myung-Bak yang mau menyambut presiden yang telah dikritik dunia internasional," kata pendeta Choi Hun-Kook berdiri disamping sebuah spanduk bertuliskan "Shimon Peres Pembunuh".

"Angkat segera blokade terhadap Gaza," tulisan banner yang lain yang dibuat oleh Choi dan rekan-rekannya.

Kunjungan Peres ke Korea Selatan tersebut telah menjadi kontroversial karena serangan zionis Israel yang menewaskan sembilan aktivis Turki dan memicu kecaman di seluruh dunia.

Media Israel mengatakan kunjungan Peres ke Korea Selatan telah diturunkan dari kunjungan resmi kenegaraan menjadi hanya kunjungan ‘kerja’. Dan perjalanan keduanya ke negara Vietnam setelah Korsel untuk sementara ditunda.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyangkal status kunjungan Peres telah diturunkan, dan mengatakan bahwa memang dijadwalkan kunjungan Peres hanya sebagai kunjungan kerja.

Seorang pejabat dari Universitas bergengsi Korea, Korea University kepada AFP menyatakan bahwa mereka membatalkan rencana untuk memberikan penghargaan gelar doktor kehormatan kepada Peres pada hari Rabu kemarin, namun sumber-sumber Israel mengatakan perubahan itu datang dari presiden Korea sendiri.

Dari istana kepresidenan mengeluarkan pernyataan meminta untuk membatalkan diadakannya upacara kenegaraan menyambut Peres 10 hari yang lalu dan pidatonya hanya akan diselenggarakan di pusat bisnis di kota saja.

Sumber dari istana Presiden mengatakan perubahan itu dibuat untuk alasan keamanan, dan mengatakan mereka khawatir bahwa unsur-unsur keamanan Israel tidak akan mampu mencegah adanya provokasi.(fq/ynet)