Mahasiswa Muslim di Australia Protes Penyatuan Ruang Ibadah

Mahasiswa Muslim di Universitas Melbourne Senin kemarin melakukan aksi protes akibat minimnya sarana untuk beribadah di kampus tersebut, mereka mengatakan selain mendapat diskriminasi juga mengalami pelecehan seksual akibat terpaksa harus sholat di ruangan terbuka, menurut laporan media.

Puluan mahasiswa Muslim di RMIT universitas Melbourne dan aktivis dari RMIT Islamic Students Society – menuntut sepaya pihak universitas menyediakan ruangan khusus untuk mahasiswa Muslim melakukan sholat karena kampus harus mengakui keberagaman dari agama mahasiswa-mahasiswa yang kuliah dikampus itu.

Komunitas mahasisma Muslim kampus itu mengatakan kampus harus menyediakan ruang sholat lima waktu yang khusus bagi mahasiswa muslim dan tidak bisa dicampur penggunaannya untuk tempat ibadah agama lain.

Ketiadaan ruangan khusus untuk sholat memaksa mahasiswa muslim harus sholat di hall, koridor dan diluar ruangan hal ini akhirnya mengakibatkan terjadinya pelecehan seksual dan diskriminasi penentangan terhadap mahasiswa muslim, kata situs ISS.

"Akibat dari disatukannya ruang ibadah seluruh agama, mahasiswa dan staff universitas yang muslim terpaksa memilih sholat di luar ruangan baik pada cuaca panas pada musim panas maupun pada saat cuaca dingin pada musim dingin," kata RMIT Islamic Student Society di situs web nya. " Sebagai akibat tidak adanya ruangan khusus bagai mahasiswa muslim untuk sholat di Swanston St, mahasiswi muslim sering mengalami pelecehan seksual dan penghinaan terhadap keyakinan agama mereka."

Sengketa berkaitan dengan ruang ibadah di kampus RMIT dimulai sejak tahun 2007 ketika sebuah ruangan untuk sholat bagi mahasiswa muslim di bongkar sebagai bagian dari renovasi kampus. Menurut situs ISS pihak kampus menjanjikan sebuah ruangan baru tapi janji tersebut tidak ditepati malah membuat satu ruangan ibadah bersama dengan pemeluk agama lain.

Komunitas mahasiswa muslim yang di dukung oleh Persatuan nasional mahasiswa dan persatuan mahasiswa RMIT, menegaskan mereka akan tetap melanjutkan kampanye untuk penyediaan ruangan khusus buat sholat bagi mahasiswa muslim."Kita belum bisa tenang sebelum ada kompromi yang jelas mengenai keamanan dan tempat ibadah dan RMIT berjanji hal ini harus terealisasi."

Akan tetapi, manajemen dari kampus RMIT menyangkal klaim dari situs ISS, seruan dari kampanye mahasiswa tersebut dianggap sesuatu yang tidak berguna dan tidak perlu, dan pihak kampus bersikeras kalau mereka telah mengakomodasi secara adil keinginan para mahasiswa dengan membuat satu tempat ibadah semua agama.

Maddy McMaster, yang bertindak sebagai konselor mahasiswa, mengatakan bahwa ada cukup ruangan di kampus yang bisa dipakai seluruh mahasiswa untuk beribadah di tiga kampus universitas.

"Kebijakan pihak universitas adalah menjadikan satu ruangan sebagai pusat kegiatan ibadah dari seluruh agama, ruangan tersebut terbuka untuk di booking oleh seluruh aktivitas keagamaan," katanya.

"Dengan sebuah ruangan premium di kampus kami, kami sudah berusaha sekuat tenaga untuk menemukan pemecahan yang adil," tambah dia.

"Ruangan ibadah multi agama secara umum di terima dan di dukung oleh para pemeluk agama di universitas, termasuk yang beragama Islam," kata McMaster.

Namun ISS menyatakan tidak memiliki jalan lain, tapi mereka akan segera mengambil suatu tindakan.

Saat ini terdapat delapan ruangan ibadah untuk semua agama di kampus. David Barrow presiden dari persatuan nasional mahasiswa mengatakan bahwa permintaan untuk satu ruangan khusus mahasiswa muslim sholat semakin meningkat sedangkan ketersediaan ruangan menjadi masalah.

"Dengan membanjirnya mahasiswa internasional dari negara-negara Muslim, ruangan khusus buat mahasiswa muslim beribadah belum bisa teratasi," katanya. (fq/alrby)