Mahasiswa Saudi Laksanakan Puasa Dengan Gaya Amerika

Bagi mahasiswa Saudi yang belajar di Amerika Serikat bulan suci Ramadhan adalah sebuah paduan unik dari nilai-nilai Islam dan budaya Amerika yang berjalan beriringan damai dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Di Universitas George Masondi Virginia, para mahasiswa Amerika makan dan minum tanpa memperdulikan bulan suci Ramadhan sementara mahasiswa Saudi secara hormat dan halus menolak untuk makan, menunggu sampai tibanya waktunya matahari terbenam untuk membatalkan puasa mereka.

Selama bulan suci Ramadhan para mahasiswa Saudi dipastikan untuk tidak terlibat dalam perdebatan politik atau agama dengan rekan-rekan Amerika mereka sebagaimana setiap orang menghormati kepercayaan dan keyakinan orang lain.

Untuk mahasiswa yang datang dari Saudi, makan dan minum di depan umum dilarang pada siang hari di bulan Ramadhan, tidak terlalu sulit untuk berpuasa sementara orang lain makan dan minum di depan Anda.

"Saya tidak merasa sulit untuk berpuasa di sini," Amal al-Mowais kepada Al Arabiya. "Kita sudah terbiasa berpuasa di negara-negara non-Islam."

Karena meningkatnya jumlah mahasiswa Muslim, pihak universitas telah mengalokasikan ruang sholat bagi mahasiswa Muslim, menunjukkan semakin tingginya toleransi terhadap Islam di Amerika.

Para mahasiswa Saudi di universitas George Mason bahkan telah membentuk komunitas mereka sendiri yang beranggotakan lebih dari 500 orang.

Sebagian besar mahasiswa Saudi yang diwawancarai oleh Al Arabiya mengatakan mereka yakin bahwa masyarakat Amerika mulai mengubah persepsi negatif terhadap Islam, menyusul peristiwa 9/11 pada tahun 2001 yang lalu.

Sebagaimana persepsi umum yang telah berubah terhadap praktek ritual ajaran Islam di tengah masyarakat AS yang semakin toleran.

"Mereka mulai tahu lebih banyak tentang kami," Reem Al-Hussein mengatakan kepada Al Arabiya. "Dan mereka tidak lagi terkejut ketika mereka melihat kita melaksanakan ritual Islam seperti puasa dan sholat."

Ketika matahari terbenam dan sudah tiba waktunya untuk berbuka puasa, para mahasiswa Saudi telah disediakan sebuah aula khusus yang dialokasikan oleh universitas bagi umat Islam untuk berkumpul untuk berbuka puasa dan melaksanakan sholat.

Para mahasiswa Muslim berkumpul untuk sholat magrib berjamaah setelah berbuka puasa, sedangkan para mahasiswa Amerika menjalani kehidupan normal mereka, tidak saling mengganggu yang lain.

"Suara Adzan bercampur dengan tanda bell," kata Hadeel Ahmed. "Dan ini adalah Amerika Serikat."(fq/aby)