Mantan Pejabat Israel: Serangan ke Iran akan Sia-Sia

Israel boleh sesumbar akan menyerang Iran, tapi sebenarnya rezim Zionis itu tidak punya kemampuan untuk melakukan serangan ke Iran. Hal itu diungkapkan mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Dan Halutz.

Halutz menyatakan, kemampuan Israel tidak memadai untuk menghadapi Iran. "Kita melakukan pekerjaan yang diluar batas kemampuan kita," kata Halutz tentang ancaman Israel menyerang fasilitas-fasilitas nuklir Iran.

"Saya pikir … Israel selayaknya tidak membebani dirinya dengan persoalan Barat dalam menghadapi ancaman nuklir Iran," ujarnya dalam siaran berita di televisi Israel Channel 2.

Israel bersama sekutunya AS berambisi untuk menghentikan program nuklir Iran dengan menyebarkan fitnah bahwa program nuklir Negeri Para Mullah itu ditujukan untuk membuat persenjataan nuklir. Israel berulang kali mengancam akan melakukan serangan militer ke Iran, jika negara itu tidak juga menghentikan program nuklirnya.

Namun Iran tak gentar dengan ancaman Israel dan tekanan berupa sanksi ekonomi yang dilakukan AS. Tehran malah balik mengancam akan melakukan perlawanan yang "mematikan" jika rezim Zionis berani menyerang Iran.

Israel sendiri ditengarai memiliki 250 misil berkepala nuklir dan tidak pernah mengijinkan Badan Energi Atom Internasional yang berada di bawah PBB melakukan pemeriksaan ke fasilitas-fasilitas nuklir Israel. Sementara Iran, sebagai negara yang sudah menandatangi kesepakatan Non-Proliferasi Nuklir (NPT) berhak mengembangkan program nuklirnya untuk tujuan damai dan dari pemeriksaan tim IAEA, tidak ada indikasi bahwa program nuklir Iran ditujukan untuk membuat persenjataan.

Meski tidak memiliki senjata berkepala nuklir seperti Israel, Iran berhasil mengembangkan misil-misil yang mampu mencapai target yang jaraknya jauh. Belum lama ini, Iran melakukan uji coba terhadap misil-misil terbarunya, Sejjil 2 yang bisa menghancurkan target sejauh 2.000 kilometer. (ln/prtv)