Mendagri Baru Jerman: Islam Tidak Penting buat Jerman

Baru tiga hari bertugas sebagai Menteri Dalam Negeri Jerman yang baru, Hans-Peter Friedrich sudah mengeluarkan pernyataan yang memicu kontroversi di Jerman. Friedrich mengatakan bahwa Islam bukan bagian penting dari cara hidup di Jerman.

"Islam di Jerman tidak mendapat dukungan dari sisi sejarah, dari sisi manapun," ujarnya.

Ia mengungkapkan hal tersebut terkait penyelidikan yang sedang dilakukan aparat berwenang di Jerman atas kasus penembakan terhadap rombongan angkatan udara AS yang terjadi di bandara Frankfurt pada hari Rabu, pekan kemarin. Penembakan itu dilakukan oleh Arid Uka, seorang pemuda berusia 21 tahun asal Kosovo yang disebut-sebut sebagai pemuda muslim yang memiliki pemikiran radikal.

Friedrich juga menyatakan keberatannya atas kehidupan multikultur dan atas kehadiran para imigran di Jerman. Padahal Jerman merupakan salah satu negara di Eropa yang paling banyak imigran muslimnya setelah Prancis. Para imigran muslim di Jerman mayoritas berasal dari Turki.

Kehidupan komunitas Muslim di Jerman cenderung nyaman. Mereka bisa hidup di tengah masyarakat Jerman dengan damai. Persoalan integrasi bukan menjadi persoalan besar bagi komunitas Muslim di Jerman. Berbeda dengan komunitas Muslim di Inggris atau Prancis yang sering mengalami ketegangan berlatar belakang ras dan agama maupun diskriminatif serta pembatasan lewat kebijakan-kebijakan yang ditetap pemerintah.

Perdana Menteri Inggris David Cameron akhir bulan Februari mengatakan bahwa kehidupan multikultur di Jerman gagal dan banyak anak-anak muda Muslim yang rawan oleh pengaruh radikalisme. Untuk itu, Cameron menyerukan kebijakan aktif guna mengantisipasi perpecahan di kalangan masyarakat Inggris serta lebih mengedepankan nila-nilai Barat, termasuk pada komunitas Muslim.

Pernyataan Friedrich yang mengatakan Islam bukan bagian dari Jerman membuat pusing pemerintah Jerman yang sedang giat-giatnya mengkampanyekan integrasi. Presiden Jerman Christian Wulff sendiri, belum lama ini mengatakan bahwa "Islam sekarang milik Jerman" karena di Jerman ada 4 juta penganut Islam.

Tokoh oposisi Jerman dari Partai Sosial Demokratis, Dieter Wiefelsputz mengecam pernyataan Friedrich dan menyebutnya sebagai pernyataan "sampah".

"Menteri Dalam Negeri memulai masa jabatannya dengan penilaian yang buruk terhadap komunitas minoritas di Jerman," kritiknya. (ln/isc/hrz)