Mengaku Kena "Kutuk" Seorang Warga Jerman Kembalikan Barang Curian ke Mesir

Seorang warga negara Jerman mengembalikan sebuah paket berisi ukiran patung Pharaoh ke kedutaan besar Mesir di Berlin.

Paket tersebut disertai sebuah surat pendek yang isinya mengatakan bahwa si pengirim merasa berkewajiban mengembalikan ukiran tersebut untuk membayar kesalahan ayah tirinya dan agar arwah sang ayah bisa tenang di alam baka.

Apa masalahnya sampai si pengirim menulis pesan itu? Menurut lembaga Supreme Council for Antiquities Mesir dalam keterangannya hari Rabu (22/8), si pengirim paket mengaku bahwa ayah tirinya telah terkena "kutukan Pharaoh" karena mencuri ukiran tersebut.

Menurut cerita si pengirim, ayah tirinya itu mencuri beberapa ukiran dari zaman Mesir kuno saat berkunjung ke Mesir tahun 2004. Barang-barang curian itu dibawa ke Jerman, namun setelah itu ayahnya mengalami penyakit aneh, tubuhnya demam, mual-mual dan jadi lumpuh sampai akhirnya sang ayah didiagnosa terkena kanker sebelum akhirnya meninggal dunia.

Si pengirim paket tidak mencantumkan nama maupun alamatnya. Dan paket tersebut sudah dikirim kembali ke Mesir oleh pihak kedutaan dan diserahkan ke Dewan Tertinggi Peninggalan Bersejarah Mesir. Sebuah komite yang terdiri dari para pakar benda-benda kuno, kini sedang meneliti keaslian dari ukiran tersebut.

Sejak penemuan makam Tutankhmen-seorang raja Mesir kuno-pada tahun 1922, yang diikuti dengan tewasnya Lord Carnavon, orang yang membiayai penggalian makam itu, berkembang mitos tentang kutukan bagi siapa saja yang berani mengganggu makam atau mumi raja-raja Mesir kuno. Dan nampaknya, pencuri ukiran Pharaoh asal Jerman itu percaya akan mitos ini. Ada-ada saja. (ln/alraby)