Mesir Larang Masuk Dua Wartawan Asing

Pendeportasian itu terkait dengan keikutsertaan Bjorklund dan sejumlah warga negara asing lainnya dalam aksi unjuk rasa di kota Kairo bulan Januari lalu, untuk memprotes agresi brutal Israel ke Jalur Gaza. Ketika itu, polisi Mesir menghentikan aksi unjuk rasa tersebut dan menangkap serta menahan seorang warga negara Jerman-Mesir, Philip Rizk.

Sebelum Bjorklund, pada bulan September kemarin, aparat Mesir juga menolak seorang warga negara AS bernama Travis Randall saat akan kembali ke Mesir. Bjorklund dan Randall sama-sama tinggal di Kairo dan mereka juga ikut dalam aksi protes bulan Januari lalu.

Seorang pejabat Mesir yang tidak mau disebut jati dirinya mengakui bahwa pelarangan masuk kembali ke Mesir terhadap Bjorklund dan Randall memang terkait dengan partisipasi mereka dalam aksi protes pro-Palestina. Keduanya tidak boleh kembali ke Kairo karena dicurigai akan melakukan aksi unjuk rasa lagi.

Bjorklund menilai alasan itu mengada-ada. "Kalau saya melanggar hukum, mereka seharusnya sudah menangkap saya saat itu," tukas wartawan Swedia yang memfokuskan liptannya pada masalah perburuhan di Mesir selama tiga tahun belakangan ini.

Bjorklund yang dihubungi di Stockholm mengatakan bahwa ia sedang meliput ketika itu dan tidak bukan peserta aksi unjuk rasa. Sementara Randall, penulis feature tentang gaya hidup di Mesir untuk sebuah media lokal mengatakan, diberitahu oleh kedutaan besar di Kairo kalau pemerintah Mesir melarangnya masuk kembali ke Negeri Piramida itu.

"Saya tidak merencanakan aksi unjuk rasa apapun, saya cuma ingin pulang," kata Randall lewat sambungan telepon dari London. (ln/aby)