Militer AS Kemungkinan Terlibat Atas Kematian Putri Diana

Militer AS mungkin memainkan peran dalam kematian Putri Diana tahun 1997 lalu karena Diana telah berkampanye untuk larangan penggunaan ranjau darat di seluruh dunia, kata penulis The Murder of Princess Diana.

Noel Botham mengatakan kepada Press TV bahwa Putri Diana, selama kunjungannya ke Amerika Serikat pada tahun 1997, berhasil membujuk mantan Presiden AS Bill Clinton untuk memberikan suara mendukung larangan global terhadap penggunaan ranjau darat pada Konferensi Oslo, yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 19 September pada tahun itu.

Namun, ide itu tidak menarik bagi para pejabat militer AS dan mereka tahu bahwa Clinton tidak akan berubah pikiran dengan keinginan Diana itu," kata penulis tersebut.

"Ada tekanan besar dari militer di Amerika untuk mencegah Presiden Clinton berupaya menghentikan perjanjian internasional tentang larangan penggunaan ranjau darat di seluruh dunia dan merubah pikirannya, lobi yang sangat besar terjadi di Gedung Putih," tambah Botham.

"Tentu saja, setelah kematiannya, 19 hari kemudian, Bill Clinton pergi ke Oslo dan memilih menentang larangan penggunaan ranjau darat," ia menjelaskan lebih lanjut.

Penulis The Murder of Princess Diana ini juga mencatat bahwa pada tahun 1998, kurang dari setahun setelah kematian Diana, media massa di seluruh dunia berusaha meminta CIA, FBI dan National Security Agency merilis laporan mereka terkait akan kematian Diana, namun usaha mereka sia-sia.

"Mereka (CIA, FBI dan National Security Agency) semua datang dengan satu jawaban, bahwa mereka akan kembali ke halaman tertentu dari laporan mereka, dengan 145 halaman yang serius yang dianggap akan membahayakan keamanan AS," lanjut Botham mengatakan.

Sementara itu, film yang berjudul Unlawful Killing telah menimbulkan kekacauan di tahun ini di Festival Film Festival Cannes di Perancis.(fq/prtv)