Milyuner Itu Tak Suka Makin Banyak Perempuan Mesir yang Kenakan Jilbab

Seorang milyuner penganut Kristen Koptik di Mesir Naguib Sawiris menolak tuduhan bahwa ia mendirikan dua stasiun televisi satelit untuk mencegah makin banyaknya warga Mesir yang mengenakan jilbab. Namun ia mengaku prihatin melihat Mesir yang makin terlihat seperti negara Iran.

Sawiris, milyuner yang bidang usahanya bergerak di sektor telekomunikasi menyebut makin banyaknya kaum perempuan di Mesir yang mengenakan jilbab sebagai kerusakan sosial.

"Muslim dan Kristen di Mesir adalah satu. Apa yang sedang terjadi merupakan kerusakan sosial yang merongrong persatuan nasional, " ujarnya.

Ia melanjutkan, "Saya merasa khawatir ketika melihat makin banyak perempuan-perempuan berhijab di jalan. Saya merasa seperti di negara Iran. Saya merasa seperti orang asing. "

"Saya menentang radikalisme, apakah itu Muslim atau Kristen. Saat ini, kita melibatkan agama dalam segala hal. Eksesnya, pada akhirnya akan timbul krisis.

Namun Sawiris menolak dikatakan bahwa ia memanfaatkan saluran OTV untuk melawan penyebaran hijab, dan menyebut tuduhan itu "tidak masuk akal."

"Ketika Anda nonton film-film Mesir, Anda melihat pakaian beraneka warna dan beraneka jenis mobil. Orang-orang begitu liberal. Ini yang menjadi titik perhatian saya dan saya tidak bermaksud mengkritik siapa pun. Pakaian adalah kebebasan pribadi, dan saya tidak bisa mengolok-oloknya, " kata Sawiris membela diri.

Lebih lanjut ia mengatakan, "Saya orang yang sekuler, yang menentang habis-habisan negara berdasarkan agama. "

Berbicara di forum makan malam dengan para wartawan, Sawiris mengaku sangat merasa tidak nyaman dengan makin banyaknya kaum perempuan di Mesir yang mengenakan jilbab.

Pernyataan Sawiris menuai kecaman keras dari kalangan konservatif. Anggota parlemen dari Ikhwanul Muslimin Sayed Askar menyatakan, "Religiusitas yang memberikan kestabilan di Mesir. Menentangnya, akan memicu terorisme dan mengganggu keamanan. "

"Ketaqwaan dan jilbab adalah sesuatu yang harus dihargai. Sawiris telah melontarkan hasutan. Dia tidak berhak ikut campur urusan warga Muslim, " tukas Askar. (ln/al-arby)