Misteri Hilangnya Dua Ilmuwan Nuklir Iran

Berita menghilangnya dua ilmuwan nuklir Iran masih diliputi misteri. Hilangnya dua ilmuwan itu diduga terkait dengan program nuklir Iran. Berbegai spekulasi bermunculan, termasuk keterlibatan Arab Saudi dan sekutunya AS yang memicu dugaan apakah kedua ilmuwan itu "disandera" atau memang membelot ke Barat.

Amiri, nama ilmuwan itu, bekerja sebagai peneliti di Universitas Malek Ashtar, Teheran. Ia dilaporkan hilang ketika sedang menunaikan haji di Saudi bulan Juni lalu. Keluarga Amiri di Teheran mengatakan, polisi Saudi menginterogasi Amiri di bandara. Amiri sempat menghubungi isterinya dari Madinah, setelah itu kabarnya tak terdengar lagi.

Universitas Malek Ashtar tempat Amiri bekerja terlibat dalam proyek khusus penelitian nasional. Amiri menghilang lebih dari tiga bulan sebelum Iran mengumumkan fasilitas pengayaan nuklirnya yang kedua di kota Qom.

Amiri di duga memiliki banyak informasi tentang nuklir Iran sehingga isu hilangnya Amiri menjadi sangat sensitif . Sejumlah pejabat pemerintah Iran sendiri tidak secara terbuka menyebut Amiri sebagai seorang ilmuwan nuklir dan hanya menyebutnya sebagai warga negara biasa. Tapi Menlu Iran, Manouchehr Mottaki mengaku menemukan banyak dokumen yang membuktikan adanya keterlibatan AS dalam hilangnya Amiri.

"Kami menemukan dokumen-dokumen yang membuktikan adanya keterlibatan AS atas hilangnya Shahram Amiri di Arab Saudi," tukas Mottaki pada pers. Ia juga menyesalkan Arab Saudi yang dianggap telah gagal melindungi Amiri.

Tudingan itu langsung ditepis Washington. Jubir Departemen Luar Negeri AS, Ian Kelly hari Kamis (8/10) menyatakan bahwa AS tidak tahu menahu soal hilangnya Shahram Amiri. "Kami membaca beritanya dan kami menelitinya. Kami tidak punya informasi apapun tentang orang ini," ujar Kelly.

Banyak kalangan menduga bahwa Amiri membelot ke Barat. Kantor berita ISNA dalam laporannya mengatakan, Amiri memang salah satu pegawai di Organisasi Energi Atom Iran dan ia ingin mencari suaka ke luar negeri.

Pakar tentang Iran, Meir Javendafar yang berbasis di Tel Aviv adalah salah seorang yang meyakini bahwa Amiri membelot. Menurutnya, sulit mengatakan apakah Amiri membelot dengan suka rela atau karena terpaksa karena ia diculik.

"Kalau dia pergi ke Arab Saudi atas inisiatif sendiri dan hilang begitu saja, saya pikir-berdasarkan pengalaman kasus Jenderal Reza Asgari-kita tidak bisa mengabaikan kemungkinan bahwa Amiri dengan informasi yang ia miliki, mungkin secara sukarela membelot ke Amerika," ujar Javendafar.

Sekedar catatan, Ali Reza Asgari adalah mantan deputi menteri pertahanan Iran yang hilang di Turki pada tahun 2007. Media masa di Turki, Arab dan Israel dalam laporan-laporannya berspekulasi bahwa Ali Reza menjadi korban operasi CIA dan Mossad. Ada juga yang menyebut Ali Reza membelot ke Barat. Namun tuduhan pembelotan itu dibantah oleh keluarga Ali.

Selain Amiri. Identitas ilmuwan Iran lainnya yang dilaporkan hilang juga masih misterius. Surat kabar Asharq al-Awsat menyebut nama ilmuwan itu hanya dengan nama Ardebili. Menurut surat kabar itu, Ardebilli diduga ditangkap di Georgia beberapa pekan yang lalu. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa Ardebilli adalah salah satu ilmuwan yang terlibat dalam program nuklir Iran. Namun Kementerian Luar Negeri Iran membantah dan mengatakan bahwa Ardebilli cuma seorang pengusaha. (ln/Hrz/Aljz)