Mufti Al Azhar Mesir Tolak Berkunjung ke Yerusalem

Seruan Menteri Wakaf Mesir, Mahmoud Hamdi Zaqzouq agar umat Islam berkunjung ke Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa memicu kontroversi di kalangan ulama Mesir. Para ulama, termasuk Mufti besar Al-Azhar Mesir menyatakan menolak seruan tersebut.

Mereka menolak dengan alasan visa yang digunakan untuk bisa masuk ke Yerusalem dimana terdapat kompleks Masjid Al-Aqsa adalah visa yang diberikan oleh pemerintah Israel. Jika mereka menggunakan visa dari Israel, sama artinya mengakui eksistensi dan penjajahan Israel di bumi Palestina.

"Saya menolak berkunjung ke Israel jika masih berada di bawah kekuasaan Israel. Kunjungan seorang Muslim ke Yerusalem dianggap sebagai pengakuan terhadap legitimasi penjajahan dan penindasan Israel di Palestina," Mufti Besar Al Azhar, Mohammed Syaikh Tantawi.

Ia menegaskan, Yerusalem adalah kota bagi warga Arab dan selamanya akan tetap menjadi milik Arab. Untuk itu menyerukan agar semua cara dilakukan untuk mengembalikan seluruh tanah-tanah Arab yang dirampas Israel.

Penolakan serupa juga dilakukan mantan Mufti Mesir, Nasr Farid Wassel. Wassel menyatakan tidak akan menginjakkan kakinya ke Yerusalem sebelum kota suci itu dibebaskan dari penjajahan Israel. "Kami akan berkunjung ke Yerusalem suatu hari ini, setelah Yerusalem dibebaskan dari Israel dan atas undangan dari Presiden Palestina," kata Mufti Wassel.

"Yerusalem adalah tanggung jawab semua Muslim dan seluruh umat Islam harus mengerahkan daya upaya untuk membebaskan kota itu," tukasnya.

Bukan hanya kalangan ulama Muslim yang menolak berkunjung ke Yerusalem. Pimpinan umat Kristen Koptik di Mesir, Paus Shenouda III juga melarang seluruh umat Kristiani berkunjung ke Yerusalem selama kota itu masih berada dibawah kekuasaan Israel. Paus Shenouda III berulangkali menyatakan bahwa umat Kristiani hanya boleh berkunjung ke Yerusalem bersama-sama dengan kaum Muslimin, setelah Israel mengakhiri konflik dengan damai dan adil bagi semua pihak.

Sementara kementerian wakaf Mesir menyatakan, pihaknya menyerukan agar umat Islam berkunjung ke Yerusalem dan al-Aqsa untuk memaksa dunia agar mengakui Yerusalem sebagai ibukota Palestina. Meskipun umat Islam yang akan berkunjung ke tempat suci itu harus mendapatkan visa dari Israel.

Menteri Wakaf Mesir Mahmoud Hamdi Zaqzouq melontarkan pernyataan itu dalam seminar “Jerusalem from the Islamic Perspective” yang digelar di Kairo. Ia juga menyatakan bahwa Yerusalem bukan hanya menjadi tanggung jawab rakyat Palestina tapi tanggung jawab semua Muslim.

"Itulah sebabnya umat Islam harus berkunjung ke Yerusalem setiap tahun untuk membuktikan pada dunia Yerusalem adalah milik umat Islam meskipun untuk berkunjung mereka harus mendapatkan visa dari Israel," kata Zaqzouq.

Ia mengakui pernyataannya itu akan menimbulkan kontroversi di kalangan ulama Mesir, namun Zaqzouq menegaskan tetap akan tetap mempertahankan seruannya itu. (ln/aby)