Nasib Nobel Perdamaian untuk Obama

Tiga dari lima anggota Komite Nobel menyatakan keberatan jika penghargaan Nobel Perdamaian diberikan pada Presiden AS Barack Obama. Masyarakat dunia sempat kaget ketika Obama dinyatakan sebagai penerima hadian Nobel pada hari Jumat, pekan lalu. Pengumuman itu memicu kontroversi dan dianggap terlalu prematur mengingat Obama belum satu tahun menjabat sebagai presiden AS dan belum terbukti sukses dalam mengupayakan perdamaian dunia.

Tabloid terbitan Norwegia, Verdens Gang (VG) yang pertama kali melansir soal keberatan tiga anggota Komite Nobel jika penghargaan Nobel Perdamaian diberikan pada Obama. Dalam laporannya, VG menyatakan mendapatkan informasi dari sumber-sumber tepercaya yang memastikan soal keberatan mayoritas anggota Komisi Nobel.

Sumber itu juga menyatakan, mayoritas anggota Komisi Nobel merasa tidak pernah memutuskan secara bulat untuk memberikan Nobel Perdamaian pada Obama. "Komite tidak dengan suara bulat memutuskan itu," kata sekretaris Komite Nobel, Geir Lundestand.

Tapi menurut Inger-Marie Ytterhorn, yang mewakili kelompok populis sayap kiri, Partai Kemajuan di Komite Nobel, hal yang membuat mayoritas anggota Komite Nobel keberatan Obama dianugerakan Nobel Perdamaian adalah karena keraguan akan kemampuan Obama untuk menjaga komitmen perdamaian.

Pada jumat pekan lalu disebutkan, Komite Nobel memberikan penghargaan Nobel Perdamaian pada Obama karena "upayanya yang luar biasa dalam memperkuat diplomasi internasional dan kerjasama antara sesama bangsa." (ln/iol/ie)