Pasukan Udara Israel Kembali Gempur Ghaza, Tolak Gencatan Senjata dengan Hamas

Pimpinan Hamas Ismail Haniyah baru beberapa jam saja mengajukan syarat pada Israel jika menginginkan gencatang senjata, pasukan Zionis itu sudah kembali menggempur Jalur Ghaza dengan alasan membalas tembakan-tembakan roket pejuang Palestina.

Pesawat-pesawat tempur Israel, Kamis (13/3) menggempur sejumlah target di Jalur Ghaza yang dicurigai Israel sebagai tempat untuk menembakkan roket. "Pasukan udara Israel menggempur target tempat peluncuran roket di Beit Hanun, utara Ghaza. Dua belas roket ditembakkan dari Ghaza ke selatan Israel, semalam. Dua roket mendarat di Sderot, merusak sebuah gedung, tapi tidak ada orang yang terluka, " kata juru bicara militer Israel.

Sementara itu, sumber-sumber di rumah sakit di Ghaza juga menyatakan tidak ada korban dari pihak Palestina, atas serangan Israel ke Beit Hanun. Para pejuang Palestina menembakkan roket-roketnya ke selatan Israel sebagai balasan atas pembunuhan empat pejuang Palestina di Bethlehem, Tepi Barat yang dilakukan oleh agen-agen rahasia Israel. Di antara keempat orang yang dibunuh itu, dua di antaranya adalah pemimpin senior Jihad Islam.

Syarat Gencatan Senjata Hamas

Israel memang tidak berniat menghentikan agresinya ke Jalur Ghaza, karena pada Rabu kemarin, Mark Regev selaku juru bicara Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menyatakan menolak tawaran gencatan senjata Pimpinan Hamas Ismail Haniyah. Haniyah menawarkan gencatan senjata dengan syarat Israel harus benar-benar berkomitmen menghentikan pembunuhan terhadap warga Palestina.

"Israel harus komitmen mengakhiri semua agresinya terhadap rakyat kami, menghentikan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh pejuang dan warga kami, menghentikan penyerbuan dan mengakhiri blokade serta membuka kembali perbatasan, " kata Haniyah mengajukan syarat.

Kesepakatan gencatan senjata, kata Haniyah, berlaku pada kedua belah pihak, dilakukan secara komprehensif dan simultan baik di Jalur Ghaza maupun di Tepi Barat. Namun Mark Regev menegaskan bahwa para pimpinan Israel menolak bernegosiasi dengan Hamas. Israel, kata Regev, akan menghentikan serangan jika Palestina menghentikan secara total tembakan roket dan misilnya ke wilayah Israel dan tidak ada lagi penyelundupan senjata dan amunisi ke Jalur Ghaza. (ln/aljz/ alarby)