Pesawat Pembunuh AS Mendapat Lampu Hijau dari Pemerintah Transisi Somalia

Kita mungkin harus bersiap untuk mendengar dan menyaksikan kegetiran dan kengerian di Somalia. Sepertinya, krisis politik dan militer yang kian panas di negeri huffadz (penghafal Al-Quran) tersebut akan menumpahkan banyak darah dan memakan korban kaum Muslimin. Sebagaimana terjadi di Afghanistan dan Irak sebelum ini. Semoga Allah swt melindungi mereka.

Kemarin, pesawat AS melakukan serangan udaranya yang kedua ke sejumlah lokasi di Somalia. Dengan dalih memburu lokasi persembunyian anggota Al-Qaidah, kemarin (9/1) AS menewaskan lebih dari 20 orang sipil. Inilah kedatangan militer AS ke Somalia kembali setelah tahun 1994 mereka dipermalukan oleh rakyat Somalia yang emoh melihat kehadiran pasukan AS turut campur tangan dalam urusan mereka.

Tapi kali ini situasinya memang berbeda. Jika dahulu kehadiran pasukan AS dengan pesawat tempurnya, tidak dikehendaki oleh rakyat Somalia, sekarang pemerintahan transisi Somalia justeru melegalkan kehadiran bahkan pembombardiran yang dilakukan pasukan AS di negaranya. Adalah Abdullah Yusuf Ahmadi, presiden transisi Somalia menerangkan dalam konferensi persnya di Mogadishu, “Orang-orang AS ingin mengusir teroris Al-Qaidah dari tempat manapun di muka bumi. Serangan pasukan AS ke sjumlah tempat di Somalia adalah bagian dari misi tersebut.” Ia menganggap adalah hak AS untuk melakukan pemboman ke sejumlah tempat yang dianggap sebagai lokasi persembunyian anggota Al-Qaidah, jika itu berada di Somalia. Ia juga menambahkan bahwa eksekutor serangan yang menimpa kantor kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzaniya tahun 1998 kini diduga kuat berada di Selatan Somalia. “Ini waktu yang tepat untuk melakukan serangan, ” ujar Ahmadi.

Pemerintah transisi Somalia telah menyebutkan bahwa serangan udara AS telah memakan korban banyak orang di kampong Hayou Selatan Somalia. Abdullah Muhammad (32) merupakan tokoh yang dituding Washington sebagai otak di balik pemboman yang terjadi di Nairobi dan Darus Salam tahun 1998. Dialah orang pertama yang kini diburu oleh intelejen AS dengan dihargai 5 juta dolar bagi siapapun yang bisa menunjukkan keberadaannya.

Pasukan Mahkamah Islam yang mundur dari Mogadishu beberapa waktu lalu, juga disebutkan berlindung ke sejumlah daerah perbatasan di Selatan Somalia dekat Kenya, setelah pasukan pemerintah transisi Somalia didukung pasukan Ethiopia menduduki Mogadishu. Dan kini, pesawat tempur AS pun turut campur untuk melancarkan serangan. (na-str/assbl)